Minggu, 24 Maret 2013

Hari Kotor


Putri sulung saya Aisha, sejak bayi sudah kelihatan kalau dia suka dengan kebersihan. Hal ini nampak ketika dia sedang pup atau popoknya basah akan selalu menangis bila tidak segera saya ganti. Dan ini terbawa hingga dia besar. Di dalam rumahpun selalu memakai alas kaki, sampai umurnya sudah 1,5 tahun dia belum bisa berjalan saya sangat sedih. Berbagai terapi kami jalani seperti mengajaknya berjalan atau “tatah” diatas rumput berembun atau bebatuan. Namun Aisha selalu menangis karena merasa risih kakinya kotor.

Kami tidak mudah putus asa selalu mencoba dan menstimulasinya. Dan bersyukur genap diusianya 20 bulan dia bisa berjalan. Waktu berumur 2 tahun kami memasukkan Aisha ke sebuah Playgroup. Dan masih seperti dulu waktu out bound seperti bermain pasir, menanam padi, menangkap ikan di tambak. Aisha hanya diam dan sukses mematung sebagai penonton saja, bahkan semua guru sudah berusaha membujuknya untuk turut terjun dalam kegiatan tersebut, namun Aisha tetap saja kurang tertarik.

Saat pillow talk bersama suami, kami membahas hal ini. Dan muncul ide cemerlang dari suami untuk menstimulasi sendiri dirumah. Yaitu dengan cara membiasakan Aisha memberi mainan-mainan kotor yang aman. Seperti tepung terigu, ampas kelapa yang diberi pewarna makanan bermacam-macam. Saya mengajaknya untuk turut mengaduk-aduk dan meremas-remas menggunakan tangannya. Awalnya dia juga tidak tertarik, hanya melihat dan mengengam tangannya. Saya tetap asyik dengan tepung terigu warna-warni dicampur dengan air. Sedikit demi sedikit akhirnya dia mulai menyentuhnya, meskipun sekedar menusuk-nusukan jari telujuknya keadonan tepung dan ampas.

Sejak saat itu, saya membuat jadwal bermain dengan hal-hal kotor minimal seminggu sekali. Saya menamainya “Hari Kotor”. Untuk mengihindari kebosanan, obyeknya selalu saya bedakan setiap minggunya. Misalkan minggu ini dengan obyek tanah liat maka minggu selanjutnya pasir atau lumpur begitu seterusnya.

Jika sedang menggunakan obyek tanah liat biasanya kami bermain aneka bentuk dan hurung atau angka yang kami bentuk dari pilinan tanah liat seperti lilin warna. Karena lilin warna sudah sering di gunakan di sekolahnya, maka saya menggunkan tanah liat di rumah supaya Aisha merasa tertarik dengan hal baru yang dia lihat.

Kegiatan memilin-milin tanah liat ini sangat bagus untuk motorik halusnya sehingga memudahkan mengajarkan belajar nulis, jika bosan kadang saya selingi dengan mengunting kertas aneka warna.

Pasir yang saya beli di toko bangunan, saya campur dengan sedikit air sehingga agak basah. Mudah bagi Aisha untuk mencetak pasir tersebut dengan aneka cetakan seperti kepiting, bintang laut, kerang dan aneka binatang air lainnya. Hal ini sambari mengenalkan nama-nama benda yang ada di pantai, binatang air dan lain-lain.

Kadang ampas kelapa yang sudah saya beri warna-warni, saya jemur dan setelah kering saya gunakan untuk kreasi mozaik. Hal ini melatih ketekunan karena menyusun ampas di atas media kertas atau kaca dengan lem itu tidak mudah dan butuh kesabaran ekstra bagi anak seusian Aisha yang mana waktu konsentrasinya belum bisa bertahan lama.

Memang semua butuh proses, lambat laun akhirnya Aisha begitu menyukai hari kotor ini. Kalau dulu saya melindungi bajunya dengan celemek dan dia nurut saja, sekarang tidak mau pakai celemek. Mungkin dia merasa tidak bebas bergerak.

Mengingat sebuah penelitian, anak jadi mudah menyerap ilmu dimasa balitanya dan disampaikan dengan cara menyenangkan, maka saya tidak menyiayiakan kesempatan ini. Diusianya golden age dengan sarana bermain kotor, saya selalu menyematkan nilai-nilai pendidikan seperti pengenalan warna, bentuk, huruf, angka dengan cara membuat aneka bentuk dengan tanah liat yang saya beli dari toko kesenian atau kadang lilin warna.

Kegiatan ini kadang saya selingi dengan menyanyi dan tebak-tebakan sehingga Aisha tidak mudah bosan. Dan sebisa mungkin saya mengajaknya berhenti bermain sebelum dia merasa bosan. Jadi permaian hari kotor ini tetap menjadi permaian favoritnya.

Aisha sangat menyukainya, sehingga dia juga tidak merasa kalau sebenarnya sedang belajar. Dan hasilnya sungguh luar biasa, diusianya belum genap 5 tahun, dia sudah lancar calistung. (membaca, menulis dan berhitung). Sekarang usianya sudah 6 tahun dan mulai suka menulis cerita. Hal ini saya perhatikan ketika dia selesai menggambar dan mewarnai selalau di balik kertas gambarnya ada beberapa kalimat yang membentuk paragraf menjadi sebuah cerita berisi tentang gambarnya.

Biasanya jika sudah selesai dia minta bintang kepada saya dan minta hasil karyanya itu di foto. Alhamdulillah Aisha putriku menjadi siswa terbaik di sekolahnya. Tidak jarang menjuarai event lomba mewarnai saat mewakili sekolahnya.

 Kemudian metode inipun saya terapkan kepada Keisha adiknya. Ternyata Keisha mempunyai karakter berbeda banget denga kakaknya Aisha. Kalau kakaknya takut dan jijik dengan hal-hal kotor, Keisha tidak sama sekali. Dia sangat berantusias menyambut hari kotor. Tidak perlu stimulasi lagi untuk mengajak dia terjun dalam permainan kotor seperti Aisha dulu.

Dan sekarang sang kakak sudah pintar menjadi guru bagi sang adik, dengan menirukan gaya bicara saya dia juga tidak pernah berhenti sambil mengenalkan semua hal baru kepada adikknya.

Seperti difoto ini, Aisha sedang mengenalkan warna merah, hijau dan konsep kanan, kiri dengan cara menjiplakkan kakinya kedinding setelah dicelupkan dalam piring dengan pewarna makanan. Sesekali mereka bernyanyi sambil tertawa riang. Mereka berdua nampak asyik menikmati cara belajar sambil bermain seperti ini.

Harapan saya mudah-mudahan Keisha bisa mengikuti jejak kakaknya, lancar calistung juga dengan metode ini. Mereka berdua selalu berteriak riang saat saya menyerukan

"Saatnya hari kotorrrr...!" dan langsung disambut dengan kata

"Horeee....!" oleh mereka berdua.

Saya sangat senang dengan temuan ide suami yang begitu brilian ini. Tumbuhlah besar putri-putriku, jangan pernah takut noda lagi untuk bereksplorasi diduniamu. Mama dan Ayah selalu ada buat kalian. Cinta dan doa kami tak kan pernah terputus buat Aisha dan Keisha. Terimkasih ya Robb...telah Kamu percayakan kami untuk menjaga amanahMu ini.

Bimbinglah kami selalu di jalanMu dalam mengasuh dan mendidik mereka. Berilah kami selalu kesabaran yang tak terbatas untuk menghadapi keaktifan mereka. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar