Sabtu, 23 Maret 2013

Aku dan Aisha


Aisha akan berangkat sekolah.
Sebelum memakai jilbab, Aisha mengucapkan, "Bismillah"
Sebelum melangkan keluar, ia berjalan melalui pintu dan mengucapkan, "Bismillah"
Aisha melangkah dengan kaki kanan terlebih dahulu seperti Aisha mau pakai celana, pakai sepatu, pakai sandal.
Aisha mengucapkan selamat jalan kepada ayahnya.
Ayah menjawab, "Fii amaanillaah"
Ketika sedang berjalan, tiba-tiba Aisha bersin.
Aisha mengucapkan, "Alhamdulillah"
Mama mendengar dan menjawab, "Yarhamukillah"
Ketika berjumpa dengan bunda guru, Aisha mengucapkan, "Assalamu'alaikum"
Dan Bunda guru menjawab "Wa'alaikumsalam".
Bertemu dengan teman, Aisha disapa "Assalamu'alaikum Aisha..."
Aisha menjawab "Wa'alaikumsalam"
Sebelum pelajaran dimulai, Aisha berdo'a bersama dikelas (biasanya sih Aisha tidak mau mengikuti dan sibuk dengan mainannya hihihi...maklum masih anak-anak...)
Seperti biasanya hari itu Aisha kecilku senang sekali kalau lagi punya buku baru "Aisha Loves To Say Bismillah", karena senangnya kemana-mana buku itu selalu ikut, ke sekolah, warung, jalan-jalan, bahkan sampai meninggalkan hobinya suka main baju sobek-sobek mama sebelum tidur (ngempeng ujung baju mama) dan lebih memilih peluk bukunya
Rasanya lucu sekali kalau dengar Aisha kecilku sedang membaca buku, habis antara ejaan sama bacaan jauh banget, ngejanya bener tetapi bacanya sesuai gambar hahaha. Memang belum bisa baca sih tapi diusianya yang hampir tiga tahun ini, Aisha kecilku sudah bisa baca suku kata ba-bi-bu-be-bo, ca-ci-cu-ce-co dan seterusnya. Setiap mandi suka nempel potongan-potongan suku kata dan sudah menjadi kebiasaan. Jadinya ya otomatis sudah familiar gitu, tiap hari minimal ketemu sama suku kata tersebut dua kali. Padahal kandang sehari mandi sampai tiga atau empat kali, karena panasnya cuaca Jakarta membuat Aisha kecilku pengen mandi terus, sudah gitu kalau mandi maunya pakai acara di shotting juga (narsis abis dech...!!), membuat jam mandinya tambah lama.
Habis mandi ganti baju terus kuncir rambut sesuai permintaannya, pokoknya banyak pilihan, ada model pohon pisang, jaring ikan, kepang, kuncir pilin, ekor kuda, zig zag dan lain-lain. Biasanya dilakukan sambil melihat hasil shottingan saat mandi. Nah, itu kan tidak terasa jadi belajar lagi (baca suku kata suku kata yang sudah ditempel-tempel tadi). Aisha begitu menikmatinya jadi tidak terasa sebenarnya dia sudah belajar berulang-ulang hihihi mamanya curang ya.
Mengingat sistem pendidikan kita sekarang yang menuntut anak harus sudah bisa baca atau bahkan calistung sebelum masuk SD sungguh tantangan buat kita sebagai orang tua. Dimana beberapa SD sudah menerapkan sistem tes baca untuk pendaftaran siswa baru, meskipun sebenarnya tidak dibenarkan namun masih ada sekolah yang melakukannya dengan alasan anak-anak masuk SD harus sudah siap menerima materi, bukan lagi mengenal huruf, "sungguh terlalu".
"Dunia anak adalah dunia bermain" begitu kata Kak Seto, jadi akan sangat membebani anak jika kita para orang tua mencekoki anak dengan berbagai pelajaran atau bahkan memaksanya untuk ikut les calistung demi ketakutan orang tua jika nanti anaknya tidak bisa masuk SD favorite gara-gara belum bisa membaca. Kasihan buah hati kita jadi hilang keceriaannya gara-gara harus belajar ini itu dengan target yang tidak seharusnya.
Jadi para orang tua boleh memberikan pengentahuan kepada buah hatinya dengan cara yang menyenangkan, tanpa paksaan dan lebih baik disampaikan sambil bermain, bercerita, bernyanyai, insya Allah akan lebih efektif. Mudah diterima oleh buah hati kita dan yang lebih penting jangan pernah mentarget kemampuan anak. Ini akan menimbulkan kekecewaan bagi kita jika suatu saat anak kita belum mencapai target yang kita tentukan.
Jika ingin mengajarkan atau memberikan ilmu kepada buah hati kita, maka sampaikannlah dengan bermain. Contoh :
1. Mengenalkan warna
Kita bisa mengenalkan warna-warna kepada buah hati kita dengan main masak-masakan. Air yang di kasih warna warni sambil bermain pasar-pasaran, kita kenalkan dulu warna warna kepada buah hati kita, kemudian untuk mengetesnya apakah dia sudah paham apa belum dengan kita berpura-pura menjadi pembeli, misal beli es rasa melon maka buah hati kita harus menjuali air warna hijau, jika belum benar ajarkan lagi dengan metode yang lain, biar tidak bosan.
2. Mengenalkan huruf
Jika dirumah kita ada karpet lantai huruf-huruf maka jangan sia-siakan fasilitas yang ada. Para bunda bisa sambil bermain mengajarkan huruf-huruf kepada buah hati kita misal, jika kita akan memakaikan celana pada buah hati kita, maka sampaikan "Kakak kalau mau memakai celana berdirinya di karpet huruf C ya" sambil menuntunnya untuk berdiri di karpet huruf C. Bisa kita hitung dalam sehari buah hati kita pipis berapa kali dan akan berkali-kali lepas pakai celana, jadi setiap lepas atau pakai celananya berdiri dihuruf C insyaAllah akan lebih teringat terus dan tidak terasa kan kita sudah mengenalkannya huruf C. 
3. Mengenalkan bentuk
Untuk mengenalkan bentuk, bisa dikenalkan dimana saja kok, misal waktu buah hati kita makan es krim dengan contongnya yang bentuk kerucut, sampaikan saja "Eh kakak es krimnya ini bentuk kerucut, seperti apa ya?" kita berpura-pura tidak tahu atau lupa dan jika memang buah hati kita sudah tahu nanti akan menyebutkan benda-benda yang bentuknya mirip es krim seperti topi ulang tahun, topi pak tani, obor dan lain-lain.

Semua bisa diajarkan dengan bermain, sambil bermain tidak terasa sebenarnya kita telah memberikan ilmu kepada buah hati kita dan tanpa disadari oleh buah hati kita, sebenarnya dia juga sudah belajar banyak. Jadi yang namanya belajar itukan tidak harus duduk manis dimeja belajar pegang pensil, buku, nulis dan membaca.
 Dulu saya pernah kesulitan bagaimana caranya menumbuhkan minat Aisha kecilku untuk gemar mendengarkan dongeng, saya sudah berusaha mendongeng yang menurut saya sudah maksimal namun hasilnya belum tertarik juga. Sampai suatu saat ada teman saya yang sedang mendongeng buat buah hatinya tapi pas kebetualan ada Aisha kecilku disana, tidak nyangka ternyata Aisha kecilku ikut pasang telinga dan melongo, tertawa, tegang mengikuti alur cerita dari teman saya tersebut  yang memang pintar menirukan suara-suara binatang.
Dari sana akhirnya saya bisa belajar dan mencoba mendongeng seperti teman saya, alhamdulillah Aisha kecilku sekarang suka dibacakan cerita, sampai-sampai kami kewalahan hehehe.
Oke buat para bunda selamat berjuang ya, selalu berikan yang terbaik buat buah hati kita...
***
Itu adalah tulisan saya sekitar tiga tahun yang lalu dan sekarang Aisha sudah tumbuh menjadi anak TK B yang cerdas, penuh prestasi di sekolahnya. Aisha mulai suka membaca dan masih seperti dulu jika membaca buku harus dengan tokoh utama Aisha. Agak kerepotan bagi saya mencarikan buku-buku cerita dengan tokoh Aisha. Pernah saya temukan sebuah buku cerita dengan nama tokoh Alya, saya bujuk kalau buku yang saya pegang bagus karena ada mbak Alya di dalamnya (teman bermainnya) dan tetap tidak mau. Harus Aisha, hehe narsis ya..

Pernah saya buatkan cerita sendiri dengan tokoh Aisha tetapi dia juga kurang tertarik, padahal cerita yang saya buat ada gambar ilustrasi juga dari potongan-potongan gambar yang saya ambil dari majalah-majalah. Mungkin karena isi cerita kurang menarik jadi dia tidak suka. Oleh karena itu saya ingin belajar menulis cerita anak khusus buat Aisha dan jika nanti cerita-cerita karya saya banyak yang suka mengispirasi itu adalah bonus. Jadi ini adalah salah satu alasan saya kenapa saya gabung didalam grup BNCA ini. Mohon bimbinganya ya para Bunda yang sudah pintar
J

Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar