Kamis, 26 Oktober 2017

Salam Tak Terjawab

Dikaki subuhnya dalam rinai hujan yang masih menghiasi bumi Jakarta, setelah panah-panah air itu lelah menghujam sejak dini hari, membuat udara sejak hingga suami dan anak-anakku tidur sangat pulas meskipun tanpa AC.

Setelah menyelesaikan dua rakaat, kututup dengan doa dan melipat mukenaku. Seperti biasa kesibukan selanjutnya adalah menyalakan kompor, mesin cuci dan rice cooker agar semua bisa selesai bersamaan. Sebelum larut tenggelam dalam aktivitas ibu rumah tangga, terdengar sayup pintu rumahku diketuk.

Aku melangkah menuju ruang depan untuk membuka pintu. Subhanallah ternyata paman dari kampung berkunjung ke rumah. Setelah kujabat tangan, kupersilahkan paman masuk meskipun agak basah.

"Aduh paman kehujanan ya, ayoo sini masuk!"

"Paman kok tidak berkabar dulu kalau mau kesini?"

"Mau bikin kejutan ya?"

"Paman sendirian saja, mana bibi sama Dini?"

"Paman, sudah sholat?"

Aku sibuk mencari keset untuk paman sambil nyerocos melempar pertanyaan-pertanyaan. Tapi tak satupun pertanyaanku dijawab oleh beliau. Ah mungkin beliau tidak mendengar kataku dalam hati, karena aku bertanya sambil jalan sana sini mencari keset dan mengambil handuk untuk membasuh kepalanya yang basah oleh air hujan.

Setelah mengeringkan badan, beliau langsung masuk ke kamar tamu yang sudah saya sediakan.

"Paman, ini teh hangatnya ya. Di meja luar"

Aku bicara dari balik pintu kamar tamu yang tertutup rapat.

Setelah menyiapkan semua sarapan dan bekal untuk suami dan anak-anak, kemudian aku melepas mereka untuk ke kantor dan sekolah. Jika pagi hari, anak-anak berangkat sekolah diantar oleh suamiku dan ketika pulang tugasku yang memjemput mereka.

Setelah semua berangkat, aku mengerjakan tugas domestik lanjutan, cuci piring, menyapu dan mengepel. Belum selesai mengepel lantai rumah. Mesin cuciku menjerit artinya mencuci telah selesai dan pakaian siap dijemur. Baiklah, setelah mengepel lanjut menjemur pakaian diatas atas.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB waktunya jemput sekolah adek. Makan untuk paman pun sudah saya siapkan.

"Paman, saya jemput adek dulu ya. Assalamu'alaikum.."

Lagi, salamkupun tidak terjawab. Nampaknya paman masih tertidur pulas, mungkin kecapekan habis perjalanan jauh naik kereta.

Baru beberapa meter aku menjalankan motorku, tetiba terdengar bunyi panggilan dari handphoneku. Aku membiarkannya, nanti saja jika sudah sampai sekolahan akan aku telp balik, pikirku. Numun nada dering itu kembali terdengar. Baiklan aku mengalah, menepi dan mematikan mesin motor. MAMI, sebuah nama nampak di layar handphoneku.

"Assalamu'alaikum..ada apa Mi?"

"Wa'alaikumsalam, tidak apa-apa.  Ini mami mengabarkan kalau sekarang sudah didalam bus perjalanan ke Sukorejo ada lelayu, adik papi meninggal" suara dari seberang sana yang nyaris membuatku tak percaya.

"Adik Papi meninggal ?" Tanyaku tak percaya dan tidak melafat kalimat istirja'

"Iya adik papi meninggal.."

"Lho, paman sedang main ke sini kok Mi, beliau sedang tidur dirumah, baru sampai tadi subuh kehujanan"

"Yan, jangan bercanda kamu ya. Mami dapat kabar lelayu, paman semalam kecelakaan dan meninggal"

Aku masih tak percaya, kututup pembicaaran itu tanpa salam kemudian puter balik kerumah, memastikan bahwa paman baik-baik saja dan sedang tidur dikamar.

Setelah kuparkir motor, langsung kubuka pintu dan menuju kamar tamu.

"Assalamu'alaikum, paman...paman"

Berulang kali kuketuk-ketuk pintu tapi tidak ada jawaban jua. Akhirnya kuberanikan diri mendorong pintu. Betapa terkejutnya aku, ketika kudapati tempat tidur yang kosong dan semua benda utuh seolah tak tersentuh ditempat masing-masing.

Mataku mulai menghangat, ada genangan bening yang membola disudutnya, perlahan jatuh satu dua dan menganak sungai di kedua pipiku. Tubuhku mulai lunglai, jadi kabar itu benar adanya. Lalu, lalu, siapa yang kuajak bicara subuh tadi? Ataukah ?

Pantas saja tangan yang ku jabat dingin, kukira karena air hujan. Pantas saja semua pertanyaanku tidak dijawab. Pantas saja salam ini, akan menjadi salam yang tak terjawab selamanya. Selamat jalan paman

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un

Selamat jalan paman, semoga Allah mengampuni semua dosa-dosamu.