Di
tengah jam pelajaran, aku mencoba kirim pesan via tulisan di bukuku kemudian
kusodorkan kepadanya.
Ratri, Kamu...kenapa
sih muka jelek gitu. Tidak secantik biasanya?
Aku lagi bingung banget
An, nanti deh kuceritain
Kubaca
sebaris kalimat balasan dibawah pesanku tadi. Sepertinya memang ada masalah
berat karena Ratri kelihatan sekalut itu. Kulihat sesekali dia memukul-mukulkan
bolpennya di sudut meja, kemudian membuat coretan tidak jelas dibuku. Dan
kakinya tidak berhenti bergoyang-goyang. Aku tahu ini tandanya Ratri sedang
gelisah.
***
“Ada apa Rat?”
“An,
kakakku mau menikah”
Ratri
mulai bercerita dan menurutnya calon suami kakaknya minta surat keterangan dari
dokter yang menyatakan bahwa kakaknya masih perawan. Padahal kakak Ratri sudah
tidak perawan lagi karena terjerumus dalam pergaulan bebas oleh karena itu dia
meminta kepada Ratri untuk cek ke dokter dan membubuhkan namanya diatas surat
tersebut.
“Hemm...begitu
ya, terus kenapa kamu menangis?, kan tinggal cek up kasih data palsu dan
berikan ke kakakmu. Iya kan?”
Tangis
Ratri mulai menjadi saat dia berkata jujur bahwa dirinya sebenarnya juga sudah
tidak perawan karena pacaran yang kelewat batas.
“Astagfirullah...”
sungguh aku terperanjat dibuatnya
***
Siang
itu sepulang sekolah, masih mengenakan seragam putih abu-abu kami bertiga
berkeliling di komplek perumahan Tlogosari. Tiba-tiba Ratri menghentikan
langkahnya.
“Ada
apa Rat, kok berhenti?” tanya Naning temanku
“Jadi
nanti kalau sudah sampai di klinik, siapa yang mau untuk tes keperawanan?”
tanya Ratri
“Yang
pasti jangan aku ya, karena sesungguhnya aku juga sudah tidak perawan. Maaf”
jawab Naning sambil mulai terisak
Astagfirullah..
Entah
ini istigfar yang keberapa kali telah kuucapkan dari pagi hingga siang itu.
Belum habis rasa tidak percayaku atas pengakuan Ratri yang sudah tidak perawan
dan sekarang Naningpun menyatakan kalau dirinya juga sudah tidak perawan.
Kenapa sih, tidak ada
sedikitpun rasa cinta kepada mahkota kalian? hingga tak mampu menjaganya dengan
baik. Oh mahkotaku, aku mencintaimu. Hanya kepada suamikulah kelak engkau akan
terkoyak.