Minggu, 23 Desember 2012

Penghianat

Alhamdulillah telah terbit antologiku yang ke- 6
Spesifikasi buku adalah sebagai berikut:

Judul: Untuk Para Sahabatku

--Cirebon : Goresan Pena Publishing, 2012
108 hlm. ; 13 x 19 cm
Copyright © 2012 by Davas and Friends 
Penulis : Davas and Friends
Editor : Davas
Setting dan Layout : Goresan Pena Publishing
Desain Sampul : Davas
ISBN : 978-927-4598-18-5 
Harga Normal : Rp. 31.000 (belum ongkir)
 



Sahabat...
Kita pernah berbagi cerita, suka maupun duka
Kita pernah berbagi air mata maupun tawa
Kita juga berbagi semua yang saling tidak kita punya

Tetapi kini,
Sungguh baru kusadari...
Ternyata kita juga berbagi tubuh seorang lelaki
Kamu juga mencintai lelakiku sembunyi-sembunyi

Dan kamu lelakiku...
Teganya kamu melakukan ini kepadaku
Kalian sama saja tidak ada bedanya
Dimana hati nurani kalian bertahta

Aku kecewa...
Hatiku hancur tak terkira, pergilah kalian semua
Aku tidak sudi menderita selamanya
Biar..biarlah ku balut luka yang ada

Pelangi Selepas Hujan Badai



Ku pandangi puluhan cerpen antologi yang terselip karyaku. Mereka berbaris rapi dalam rak buku di kamar ini. Pandanganku beralih pada sebuah novel yang ada di tanganku, kemudian kubenamkan novel itu didada. Ku peluk erat disusul senyum bahagia dari bibir ini. Novel pertamaku yang telah lolos dalam seleksi sebuah penerbit mayor dan sekarang sudah terbit dibeberapa toko buku. Tidak terasa buliran bening dari dua sudut mataku pun ikut meramaikan bahagia yang ada. 

Kini aku bahagia setelah mengalami duka lara berkepanjangan. Duka itu dimulai saat penghianatan Andre pada cintaku tanpa sebab. Entah kenapa dia begitu tega menghianati cintaku. Disaat setiaku tanpa jeda hanya untuknya.

“kenapa kamu berbuat begitu?” 

“Aku tidak tahu Cin...aku khilaf, maafkan aku”

Begitu katanya saat mengakhiri pengakuan bahwa dia mendua, hatiku begitu remuk. Marah dan tangiskupun membucah seketika. Dia bilang selalu dihantui rasa bersalah saat berdua dengannya. Dan jujurnya ini bermaksud tobat untuk tidak mengulanginya lagi, memohon maaf dariku. 

Saat itu aku memaafkannya tapi tetap mencari sebab, kenapa Andre mendua. Sungguh aku ingin tahu itu, karena dia tidak pernah bilang semua kekuranganku. Aku mencari dan terus mencari. Sampai pada suatu hari ketemukan begitu banyak kumpulan cerpen karya Hasti selingkuhannya.  Ku baca semua dengan linang air mata dan dendam yang membara. 

Dua tahun berlalu, selama itu pula hubungan kita semakin membaik. Aku yang sudah tidak bisa percaya 100% lagi kepadamu tetap bertahan dalam menjalin cinta ini. Kuanggap masalah yang ada adalah kerikil yang harus kami singkirkan bersama. Dan akhirnyapun berhasil.

Namun belum genap 3 tahun. Hatiku terguncang lagi saat kubaca email dari Andre tetapi isinya bukan untukku. “Ya, sepertinya kamu salah kirim Sayang...” email itu seharusnya kamu kirim ke wanita idamanmu bukan aku. Dan aku begitu terpukul, menangis sambil mengigit bibir ini untuk menahan erangan yang keluar. Email itu kubaca berkali-kali dan semakin membuatku sakit. Kamu belum tahu sayang, aku masih menyimpannya rapi saat itu.

Sungguh aku kecewa kepada Andre untuk kedua kalinya. Aku bersumpah tidak akan pernah memaafkannya lagi. Dalam sendiriku, masih seperti dulu. Rasa penasaranku semakin besar, sebenarnya apa alasan Andre mendua. Berbekal ilmu TI yang ku punya, aku berusaha menjadi hacker untuk semua akun yang kamu miliki baik Facebook, twitter maupun semua emailmu. Aku berhasil membukanya. Dan lagi-lagi kutemukan banyak puisi dan cerpen roman yang telah Eva ciptakan khusus buat Andre. Sepertinya dia begitu terbuai dengan semua tulisan Eva. Andre dibuatnya jatuh cinta. Meskipun Eva cinta maya Andre, tapi aku cemburu. Tetap saja itu adalah selingkuh. 

Dari itu aku menyimpulkan sendiri, bahwa Andre selingkuh karena ingin memperoleh sesuatu yang tidak aku punya yaitu “pintar menulis”. Sejak itu aku bangkit bersama penaku. Aku menulis dan berjuang untuk menunjukkan kepada Andre bahwa sebenarnya akupun bisa menulis seperti Hesti dan Eva yang sudah mengambil hatinya lewat semua karya tulisnya. 

Dan aku berhasil. Terimaksih Tuhan, caraMu begitu unik untuk menjadikan aku seorang penulis. Sungguh begitu indah rencanaMu. Sekarang terbitlah pelangi itu selepas hujan badai.

Terima kasihku kepada Bapak dan Ibu

Alhamdulillah telah terbit antologiku ke-5
Dengan spesifikasi buku sebagai berikut :

Judul : Permata Kasih
Penulis : Yuphe Himura dkk
Tebal : xii + 148 hlm
ISBN : 978-979-96590-3-3
Harga : Rp. 35.000,-

 Bersyukur aku dilahirkan dari rahim perempuan terhebat yang ku punya. Ia begitu anggun, cantik, dan bijak. Menurutku Ia adalah perempuan yang paling sempurna di antara perempuan-perempuan yang ada

 Aku rindu akan wajahmu yang syahdu,
senyum, tawa bahkan diammu pun kumerindu
tak bisa kupungkiri, aku rindu semua tentangmu . . .

Dalam hening mendekap hangat

Hangat akan kasih sayangmu
Walau raga tak bertemu tapi cinta kan menyatu
Dalam rindu yang selalu menggebu

Ketika wangi dunia mulai kucium
Di kala tangisan pertamaku menyapa realita
Dan disaat celoteh manjaku menyeru kepada para malaikat
Saat itulah lengan perkasa seorang wanita selalu melindungiku

Wajah tersenyum
Lelah tapi tak henti
Terima kasih



Suatu senja nan indah, Bapak duduk di sebuah kursi rotan beranda rumah sambil menghisap rokok elektriknya dan sesekali menikmati setiap sesapan kopi buatan Ibu. Sedangkan Ibu sendiri sedang asyik dengan kesibukan rutinitasnya membungkusi bawang goreng untuk di jual ke pasar esok hari. Senang sekali menyaksikan pemandangan itu, kedua orangtuaku begitu bahagia menikmati masa tuanya yang tentu saja tidak mudah untuk meraihnya.

Kedua orang tuaku terkenal orang yang ulet, mereka asli dari Solo dan merantau ke Semarang setelah menikah kira-kira tahun 1980, bermodal kemauan yang keras dan usaha yang ulet dari tidak punya apa-apa sampai sekarang sudah mempunyai kios, rumah dan 4 orang anak yang ketiga putrinya sudah mempunyai tanah. Si ragil laki-laki yang masih sekolahpun prestasinya begitu bagus sehingga mendapatkan beasiswa sekolah gratis di bangku SMA  karena keahliannya di bidang sepak bola. 

Semua itu karena begitu kerasnya kedua orang tuaku bekerja membanting tulang dan mendidik kami berusaha untuk memberikan yang terbaik. Satu pesan Bapak kepada ketiga anak perempuannya yang begitu mengiang di telingaku adalah “Dadi cah wedok ki ojo gur iso manak, sing cerdas serba iso koyok ibumu” begitu pesannya dalam bahasa jawa yang artinya “jadi anak perempuan itu jangan hanya bisa melahirkan saja, tapi juga harus cerdas seperti ibumu yang pintar dan serba bisa”. Saat itu aku yang sudah tidak bekerja lagi dan hanya mengurus anak saja merasa sedang dijewer telingaku sama Bapak, beda dengan kedua adik perempuanku yang bekerja dan satunya lagi mengembangkan usaha bawang goreng ibu. Dan berhasil merekrut tenaga kerja ibu-ibu rumah tangga terdekat. 

Ibuku bisa dibilang supermom karena ibuku memang ibu yang serba bisa. Bisa memperbaiki listrik yang sedang rusak, kipas angin, setrika bahkan naik ke atap untuk menganti genting yang pecahpun tidak segan beliau lakukan disaat tidak ada Bapak. Usianya yang sudah 50 tahun lebih masih berani naik motor dan kota-kota untuk menemani adikku tanding karena Bapakku sedang tidak bisa mengantarnya.

Ditengah jalanan kota yang begitu padat dan kadang macet berbaur dengan deru debu maupun air hujan yang menyiram tubuhnya. Sungguh semua itu tidak menciutkan tekadnya untuk menghantarkan cita-cita si ragil menjadi seorang pemain sepak bola profesional. Aku begitu iri dengan semua kelebihan yang ada, ibuku seperti tidak pernah capek. Aku ingin mengikuti jejaknya.
Dari pesan Bapak tersebut, aku mulai berpikir untuk mencari pekerjaan seperti dulu, tapi oleh suami aku tidak diijinkan bekerja mengingat anak-anak masih kecil dan tidak ingin di asuh oleh baby sister. Suamiku ingin anak-anak diasuh oleh tanganku sendiri dan akulah sebagai guru pertamanya. Dari situ aku berpikir lagi bagaimana caranya aku bisa bekerja tapi tetap bisa mengasuh anak-anak dan full time di rumah dengan prioritas sebagai ibu rumah tangga.

Satu ungkapan “dimana ada kemauan pasti ada jalan” ternyata benar. Ide untuk menjalankan sebuah toko online menggalir begitu saja. Setelah saya bicarakan kepada suami, ternyata dia juga setuju karena semua pekerjaan bisa dikerjakan dirumah sambil mengasuh anak. Barang dari supplier diantar kerumah sedangkan barang pesanan konsumen bisa saya kirim via paket mengunakan jasa pengiriman dengan ongkos kirim ditanggung pembeli. Dan sudah ada petugas yang mengambil bungkusan-bungkusan paket tersebut karena saya berlangganan. Saya biasa online untuk memasarkan produk yang saya jual setelah semua pekerjaan rumah beres.

Ternyata benar kata Bapak dan Ibu, akan ada kepuasan sendiri bila seorang istri bisa berkarya tidak hanya mengandalkan gaji suami. Dengan mengelola toko online aku tetap masih bisa menyelesaikan semua tugasku sebagai ibu rumah tangga. Bahkan sekarang aku bisa sambil menulis karena anak-anak sudah mulai besar. Aku menulis artikel atau cerpen untuk diikutkan audisi, kukirim ke media cetak ataupun sekedar konsumsi sendiri. Tidak jarang juga aku mengantongi uang hadiah atau honor dari tulisanku. Sebenarnya tujuan utamanya tidak sekedar materi namun lebih ke aktualisasi diri begitu pesan Bapak dan Ibu. Dan sekarang sebagai ucapan terima kasihku, setiap bulan aku menyisihkan sedikit dari laba penjualan untuk membantu uang jajan si ragil. Senang rasanya bisa memberi uang orang tua dan tidak minta dari suami. Terima kasih Bapak dan Ibu, semua wejanganmu menjadi cambuk hidupku hingga kuraih keberhasilan ini.






Kejutan Terindah

Alhamdulillah telah terbit antologiku yang ke - 3


Saya sebenarnya kurang suka dengan lelaki tipe romantis, namun apa daya mungkin ini sudah takdirku pada akhirnya bersuami justru dengan lelaki yang sangat romantis (suamiku). 2 tahun hubungan jarak jauh Batam-Semarang, 5 tahun Sampit-Semarang dan 6 tahun hidup serumah, terlalu banyak momment romantis kami. Banyak kejutan kecil tercipta untukku, seperti kirim telegram sekedar mengigatkan untuk makan, mengirimkan snack kesukaanku, kaset, novel bahkan pernak pernik kecil yang tak pernah kuduga.

Kejutan terbesar dalam hidupku adalah, waktu hari ultahku ke-21 dia masih dinas di Sampit dan aku menjalani kuliahku di Semarang. Sepulang kuliah biasanya aku langsung pulang dengan temanku karena harus menyelesaikan pekerjaan toko (kuliah sambil bekerja). Namun hari itu, sahabatku (Umi) menahannya sambil bilang “kita santai dulu di kantin yuk” , aku tidak bisa menolak ajakannya. Akhirnya kami santai di kantin sambil memesan minuman. “Di hari ultahmu ini, kamu mau kado apa Yan?” tanya sahabatku yang lain (Widi) membuka obrolan kami. Sampai snack dalam mulutku habis, aku baru menjawabnya “Aku mau sehat selalu dan bahagia” begitu jawabku. Mereka hanya manggut-manggut mendengarnya. Sampai terdengar suara dering dari hp ku, ku lihat sebuah nama dan foto sudah tidak asing lagi muncul di layar. Segera ku terima dengan salam “Assalamu’alaikum...”. “Wa’alaikumsayang...” suara dari seberang menjawabnya, spontan ku tegur...”Lho kok jawabnya Wa’alaikumsayang..?? dosa lho”. Singkat cerita dia bilang mau menjemputku pulang kuliah dihari istimewa ini, jelas tdk mungkin pikirku, dia kan sedang di Sampit.

Tapi ternyata dengan burung besi dia terbang dari Sampit ke Semarang dengan sepuluh mawar merah ditangannya menjemput aku di kampus hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan ternyata oh ternyata kedua sahabatku sudah ditelpon lebih dulu olehnya tentang kejutan ini, untuk menahan aku pulang sampai dia datang, pantas tidak biasanya mereka ngajak nongkrong di kantin sepulang kuliah. Duh terharunya aku waktu itu, melihat langkahnya melenggang memasuki gerbang kampus menuju kantin masih dengan ransel besar dipunggungnya dan seikat mawar merah segar lengkap dengan plastik transparan sebagai pembungkusnya. Jantungku berdetak kuat tak beraturan, rasanya mau meledak saja saking gembiranya. Kujabat tangan dan ku cium punggung tangannya tak lupa mengucapkan salam dan dibalasnya sambil mencium keningku, disusul iringan lagu selamat ulang tahun dari teman-temanku dan ada yang keluar dari dapur kantin membawa kue tart ultahku, sepertinya semua memang sudah terencana. Bahagianya aku hari itu, kupeluk dia sambil berlinang air mata bahagia. Akhirnya ultahku dirayakan di kantin kampus. Masih ku simpan hagtag dari seikat mawar itu dengan bait tulisan sebagai berikut :

“10 ROSES FOR LOVE”
“This rose is for friendship”
“This rose is for love”
“This rose is for money”
“This rose is for happiness”
“This rose is for popularity”
“This rose is for knowledge”
“This rose is for cuteness”
“This rose is for family”
“This rose is for honesty”
“This rose is for life”

Dan itulah kado terindah selama hidupku dari suamiku yang begitu romantis. Bahkan sampai sekarang dengan hadirnya 2 bidadari kecil yang telah melengkapi kebahagian kami, romantisnya tidak berkurang sedikitpun. Hanya dikemas sedikit berbeda, dengan melibatkan anak-anak didalamnya seperti suatu hari kami sedang menikmati liburan di taman kota. Suamiku sedang bermain bola dengan kedua putriku dan aku sedang menyiapkan bekal untuk makan siang. Tanpa kusadari mereka bertiga berlomba lari menuju kearahku dan hanya untuk menciumku. Kemudian suamiku dengan bangganya melompat sambil berteriak “Horeeee...Ayah menang”. Oohhh...baru sadar rupanya mereka bertiga habis lomba lari untuk menciumku hehe..., semoga romantis itu tak pernah terkikis oleh waktu dan usia.