Minggu, 31 Maret 2013

Aku, Ibu dan Lelakiku


Ibu...cintamu suci seputih salju
Kasih dan sayangmu begitu tulus
Hangat pelukanmu bagaikan fajar menyapa bumi
Tutur katamu semerdu nyanyian burung nuri
Nasihatmu laksana embun di kemarau panjang hatiku
Kesetiaanmu padaNya dan keluarga memenjarakan ciintaku
Bagaimana aku tidak jatuh cinta 9 kali, atau mungkin 99 kali
Dan kamu lelakiku
Rambut indah yang membungkus otak cerdasmu
Lengan kekar yang siap sedia skupinjam untuk bersandar
Humormu begitu renyah, romantismu meluluhkan jiwa
Iman dan hartamu memaksaku menjadi penghuni hatimu
Dan kini...
Aku milikmu, pelengkap tulang rusuk itu
Aku adalah istri dan ibu dari anak-anakmu
Aku adalah penjaga hati dan harta-hartamu
Kamu ragu, kenapa kamu cemburu kepada ibu
Tak bolehkah aku menyayangi ibuku seperti dulu
Ya...seperti dulu, sebelum kamu datang meminangku

Wahai cupidku arahkan anak panahmu hanya pada hati lelakiku
Jangan berbelok dan salah arah, bunuh semua iri dan cemburu
Biarkan aku, ibu dan lelakiku bebas dari kutukan cinta bebal ini
 
***
Alhamdulillah telah terbit antologiku ke-1
Terselip puisiku diatas dalam buku antologi puisi dengan judul "Kumpulan Puisi Berbagi Kasih"

 

Minggu, 24 Maret 2013

Hari Kotor


Putri sulung saya Aisha, sejak bayi sudah kelihatan kalau dia suka dengan kebersihan. Hal ini nampak ketika dia sedang pup atau popoknya basah akan selalu menangis bila tidak segera saya ganti. Dan ini terbawa hingga dia besar. Di dalam rumahpun selalu memakai alas kaki, sampai umurnya sudah 1,5 tahun dia belum bisa berjalan saya sangat sedih. Berbagai terapi kami jalani seperti mengajaknya berjalan atau “tatah” diatas rumput berembun atau bebatuan. Namun Aisha selalu menangis karena merasa risih kakinya kotor.

Kami tidak mudah putus asa selalu mencoba dan menstimulasinya. Dan bersyukur genap diusianya 20 bulan dia bisa berjalan. Waktu berumur 2 tahun kami memasukkan Aisha ke sebuah Playgroup. Dan masih seperti dulu waktu out bound seperti bermain pasir, menanam padi, menangkap ikan di tambak. Aisha hanya diam dan sukses mematung sebagai penonton saja, bahkan semua guru sudah berusaha membujuknya untuk turut terjun dalam kegiatan tersebut, namun Aisha tetap saja kurang tertarik.

Saat pillow talk bersama suami, kami membahas hal ini. Dan muncul ide cemerlang dari suami untuk menstimulasi sendiri dirumah. Yaitu dengan cara membiasakan Aisha memberi mainan-mainan kotor yang aman. Seperti tepung terigu, ampas kelapa yang diberi pewarna makanan bermacam-macam. Saya mengajaknya untuk turut mengaduk-aduk dan meremas-remas menggunakan tangannya. Awalnya dia juga tidak tertarik, hanya melihat dan mengengam tangannya. Saya tetap asyik dengan tepung terigu warna-warni dicampur dengan air. Sedikit demi sedikit akhirnya dia mulai menyentuhnya, meskipun sekedar menusuk-nusukan jari telujuknya keadonan tepung dan ampas.

Sejak saat itu, saya membuat jadwal bermain dengan hal-hal kotor minimal seminggu sekali. Saya menamainya “Hari Kotor”. Untuk mengihindari kebosanan, obyeknya selalu saya bedakan setiap minggunya. Misalkan minggu ini dengan obyek tanah liat maka minggu selanjutnya pasir atau lumpur begitu seterusnya.

Jika sedang menggunakan obyek tanah liat biasanya kami bermain aneka bentuk dan hurung atau angka yang kami bentuk dari pilinan tanah liat seperti lilin warna. Karena lilin warna sudah sering di gunakan di sekolahnya, maka saya menggunkan tanah liat di rumah supaya Aisha merasa tertarik dengan hal baru yang dia lihat.

Kegiatan memilin-milin tanah liat ini sangat bagus untuk motorik halusnya sehingga memudahkan mengajarkan belajar nulis, jika bosan kadang saya selingi dengan mengunting kertas aneka warna.

Pasir yang saya beli di toko bangunan, saya campur dengan sedikit air sehingga agak basah. Mudah bagi Aisha untuk mencetak pasir tersebut dengan aneka cetakan seperti kepiting, bintang laut, kerang dan aneka binatang air lainnya. Hal ini sambari mengenalkan nama-nama benda yang ada di pantai, binatang air dan lain-lain.

Kadang ampas kelapa yang sudah saya beri warna-warni, saya jemur dan setelah kering saya gunakan untuk kreasi mozaik. Hal ini melatih ketekunan karena menyusun ampas di atas media kertas atau kaca dengan lem itu tidak mudah dan butuh kesabaran ekstra bagi anak seusian Aisha yang mana waktu konsentrasinya belum bisa bertahan lama.

Memang semua butuh proses, lambat laun akhirnya Aisha begitu menyukai hari kotor ini. Kalau dulu saya melindungi bajunya dengan celemek dan dia nurut saja, sekarang tidak mau pakai celemek. Mungkin dia merasa tidak bebas bergerak.

Mengingat sebuah penelitian, anak jadi mudah menyerap ilmu dimasa balitanya dan disampaikan dengan cara menyenangkan, maka saya tidak menyiayiakan kesempatan ini. Diusianya golden age dengan sarana bermain kotor, saya selalu menyematkan nilai-nilai pendidikan seperti pengenalan warna, bentuk, huruf, angka dengan cara membuat aneka bentuk dengan tanah liat yang saya beli dari toko kesenian atau kadang lilin warna.

Kegiatan ini kadang saya selingi dengan menyanyi dan tebak-tebakan sehingga Aisha tidak mudah bosan. Dan sebisa mungkin saya mengajaknya berhenti bermain sebelum dia merasa bosan. Jadi permaian hari kotor ini tetap menjadi permaian favoritnya.

Aisha sangat menyukainya, sehingga dia juga tidak merasa kalau sebenarnya sedang belajar. Dan hasilnya sungguh luar biasa, diusianya belum genap 5 tahun, dia sudah lancar calistung. (membaca, menulis dan berhitung). Sekarang usianya sudah 6 tahun dan mulai suka menulis cerita. Hal ini saya perhatikan ketika dia selesai menggambar dan mewarnai selalau di balik kertas gambarnya ada beberapa kalimat yang membentuk paragraf menjadi sebuah cerita berisi tentang gambarnya.

Biasanya jika sudah selesai dia minta bintang kepada saya dan minta hasil karyanya itu di foto. Alhamdulillah Aisha putriku menjadi siswa terbaik di sekolahnya. Tidak jarang menjuarai event lomba mewarnai saat mewakili sekolahnya.

 Kemudian metode inipun saya terapkan kepada Keisha adiknya. Ternyata Keisha mempunyai karakter berbeda banget denga kakaknya Aisha. Kalau kakaknya takut dan jijik dengan hal-hal kotor, Keisha tidak sama sekali. Dia sangat berantusias menyambut hari kotor. Tidak perlu stimulasi lagi untuk mengajak dia terjun dalam permainan kotor seperti Aisha dulu.

Dan sekarang sang kakak sudah pintar menjadi guru bagi sang adik, dengan menirukan gaya bicara saya dia juga tidak pernah berhenti sambil mengenalkan semua hal baru kepada adikknya.

Seperti difoto ini, Aisha sedang mengenalkan warna merah, hijau dan konsep kanan, kiri dengan cara menjiplakkan kakinya kedinding setelah dicelupkan dalam piring dengan pewarna makanan. Sesekali mereka bernyanyi sambil tertawa riang. Mereka berdua nampak asyik menikmati cara belajar sambil bermain seperti ini.

Harapan saya mudah-mudahan Keisha bisa mengikuti jejak kakaknya, lancar calistung juga dengan metode ini. Mereka berdua selalu berteriak riang saat saya menyerukan

"Saatnya hari kotorrrr...!" dan langsung disambut dengan kata

"Horeee....!" oleh mereka berdua.

Saya sangat senang dengan temuan ide suami yang begitu brilian ini. Tumbuhlah besar putri-putriku, jangan pernah takut noda lagi untuk bereksplorasi diduniamu. Mama dan Ayah selalu ada buat kalian. Cinta dan doa kami tak kan pernah terputus buat Aisha dan Keisha. Terimkasih ya Robb...telah Kamu percayakan kami untuk menjaga amanahMu ini.

Bimbinglah kami selalu di jalanMu dalam mengasuh dan mendidik mereka. Berilah kami selalu kesabaran yang tak terbatas untuk menghadapi keaktifan mereka. Aamiin.

Sabtu, 23 Maret 2013

Aku dan Aisha


Aisha akan berangkat sekolah.
Sebelum memakai jilbab, Aisha mengucapkan, "Bismillah"
Sebelum melangkan keluar, ia berjalan melalui pintu dan mengucapkan, "Bismillah"
Aisha melangkah dengan kaki kanan terlebih dahulu seperti Aisha mau pakai celana, pakai sepatu, pakai sandal.
Aisha mengucapkan selamat jalan kepada ayahnya.
Ayah menjawab, "Fii amaanillaah"
Ketika sedang berjalan, tiba-tiba Aisha bersin.
Aisha mengucapkan, "Alhamdulillah"
Mama mendengar dan menjawab, "Yarhamukillah"
Ketika berjumpa dengan bunda guru, Aisha mengucapkan, "Assalamu'alaikum"
Dan Bunda guru menjawab "Wa'alaikumsalam".
Bertemu dengan teman, Aisha disapa "Assalamu'alaikum Aisha..."
Aisha menjawab "Wa'alaikumsalam"
Sebelum pelajaran dimulai, Aisha berdo'a bersama dikelas (biasanya sih Aisha tidak mau mengikuti dan sibuk dengan mainannya hihihi...maklum masih anak-anak...)
Seperti biasanya hari itu Aisha kecilku senang sekali kalau lagi punya buku baru "Aisha Loves To Say Bismillah", karena senangnya kemana-mana buku itu selalu ikut, ke sekolah, warung, jalan-jalan, bahkan sampai meninggalkan hobinya suka main baju sobek-sobek mama sebelum tidur (ngempeng ujung baju mama) dan lebih memilih peluk bukunya
Rasanya lucu sekali kalau dengar Aisha kecilku sedang membaca buku, habis antara ejaan sama bacaan jauh banget, ngejanya bener tetapi bacanya sesuai gambar hahaha. Memang belum bisa baca sih tapi diusianya yang hampir tiga tahun ini, Aisha kecilku sudah bisa baca suku kata ba-bi-bu-be-bo, ca-ci-cu-ce-co dan seterusnya. Setiap mandi suka nempel potongan-potongan suku kata dan sudah menjadi kebiasaan. Jadinya ya otomatis sudah familiar gitu, tiap hari minimal ketemu sama suku kata tersebut dua kali. Padahal kandang sehari mandi sampai tiga atau empat kali, karena panasnya cuaca Jakarta membuat Aisha kecilku pengen mandi terus, sudah gitu kalau mandi maunya pakai acara di shotting juga (narsis abis dech...!!), membuat jam mandinya tambah lama.
Habis mandi ganti baju terus kuncir rambut sesuai permintaannya, pokoknya banyak pilihan, ada model pohon pisang, jaring ikan, kepang, kuncir pilin, ekor kuda, zig zag dan lain-lain. Biasanya dilakukan sambil melihat hasil shottingan saat mandi. Nah, itu kan tidak terasa jadi belajar lagi (baca suku kata suku kata yang sudah ditempel-tempel tadi). Aisha begitu menikmatinya jadi tidak terasa sebenarnya dia sudah belajar berulang-ulang hihihi mamanya curang ya.
Mengingat sistem pendidikan kita sekarang yang menuntut anak harus sudah bisa baca atau bahkan calistung sebelum masuk SD sungguh tantangan buat kita sebagai orang tua. Dimana beberapa SD sudah menerapkan sistem tes baca untuk pendaftaran siswa baru, meskipun sebenarnya tidak dibenarkan namun masih ada sekolah yang melakukannya dengan alasan anak-anak masuk SD harus sudah siap menerima materi, bukan lagi mengenal huruf, "sungguh terlalu".
"Dunia anak adalah dunia bermain" begitu kata Kak Seto, jadi akan sangat membebani anak jika kita para orang tua mencekoki anak dengan berbagai pelajaran atau bahkan memaksanya untuk ikut les calistung demi ketakutan orang tua jika nanti anaknya tidak bisa masuk SD favorite gara-gara belum bisa membaca. Kasihan buah hati kita jadi hilang keceriaannya gara-gara harus belajar ini itu dengan target yang tidak seharusnya.
Jadi para orang tua boleh memberikan pengentahuan kepada buah hatinya dengan cara yang menyenangkan, tanpa paksaan dan lebih baik disampaikan sambil bermain, bercerita, bernyanyai, insya Allah akan lebih efektif. Mudah diterima oleh buah hati kita dan yang lebih penting jangan pernah mentarget kemampuan anak. Ini akan menimbulkan kekecewaan bagi kita jika suatu saat anak kita belum mencapai target yang kita tentukan.
Jika ingin mengajarkan atau memberikan ilmu kepada buah hati kita, maka sampaikannlah dengan bermain. Contoh :
1. Mengenalkan warna
Kita bisa mengenalkan warna-warna kepada buah hati kita dengan main masak-masakan. Air yang di kasih warna warni sambil bermain pasar-pasaran, kita kenalkan dulu warna warna kepada buah hati kita, kemudian untuk mengetesnya apakah dia sudah paham apa belum dengan kita berpura-pura menjadi pembeli, misal beli es rasa melon maka buah hati kita harus menjuali air warna hijau, jika belum benar ajarkan lagi dengan metode yang lain, biar tidak bosan.
2. Mengenalkan huruf
Jika dirumah kita ada karpet lantai huruf-huruf maka jangan sia-siakan fasilitas yang ada. Para bunda bisa sambil bermain mengajarkan huruf-huruf kepada buah hati kita misal, jika kita akan memakaikan celana pada buah hati kita, maka sampaikan "Kakak kalau mau memakai celana berdirinya di karpet huruf C ya" sambil menuntunnya untuk berdiri di karpet huruf C. Bisa kita hitung dalam sehari buah hati kita pipis berapa kali dan akan berkali-kali lepas pakai celana, jadi setiap lepas atau pakai celananya berdiri dihuruf C insyaAllah akan lebih teringat terus dan tidak terasa kan kita sudah mengenalkannya huruf C. 
3. Mengenalkan bentuk
Untuk mengenalkan bentuk, bisa dikenalkan dimana saja kok, misal waktu buah hati kita makan es krim dengan contongnya yang bentuk kerucut, sampaikan saja "Eh kakak es krimnya ini bentuk kerucut, seperti apa ya?" kita berpura-pura tidak tahu atau lupa dan jika memang buah hati kita sudah tahu nanti akan menyebutkan benda-benda yang bentuknya mirip es krim seperti topi ulang tahun, topi pak tani, obor dan lain-lain.

Semua bisa diajarkan dengan bermain, sambil bermain tidak terasa sebenarnya kita telah memberikan ilmu kepada buah hati kita dan tanpa disadari oleh buah hati kita, sebenarnya dia juga sudah belajar banyak. Jadi yang namanya belajar itukan tidak harus duduk manis dimeja belajar pegang pensil, buku, nulis dan membaca.
 Dulu saya pernah kesulitan bagaimana caranya menumbuhkan minat Aisha kecilku untuk gemar mendengarkan dongeng, saya sudah berusaha mendongeng yang menurut saya sudah maksimal namun hasilnya belum tertarik juga. Sampai suatu saat ada teman saya yang sedang mendongeng buat buah hatinya tapi pas kebetualan ada Aisha kecilku disana, tidak nyangka ternyata Aisha kecilku ikut pasang telinga dan melongo, tertawa, tegang mengikuti alur cerita dari teman saya tersebut  yang memang pintar menirukan suara-suara binatang.
Dari sana akhirnya saya bisa belajar dan mencoba mendongeng seperti teman saya, alhamdulillah Aisha kecilku sekarang suka dibacakan cerita, sampai-sampai kami kewalahan hehehe.
Oke buat para bunda selamat berjuang ya, selalu berikan yang terbaik buat buah hati kita...
***
Itu adalah tulisan saya sekitar tiga tahun yang lalu dan sekarang Aisha sudah tumbuh menjadi anak TK B yang cerdas, penuh prestasi di sekolahnya. Aisha mulai suka membaca dan masih seperti dulu jika membaca buku harus dengan tokoh utama Aisha. Agak kerepotan bagi saya mencarikan buku-buku cerita dengan tokoh Aisha. Pernah saya temukan sebuah buku cerita dengan nama tokoh Alya, saya bujuk kalau buku yang saya pegang bagus karena ada mbak Alya di dalamnya (teman bermainnya) dan tetap tidak mau. Harus Aisha, hehe narsis ya..

Pernah saya buatkan cerita sendiri dengan tokoh Aisha tetapi dia juga kurang tertarik, padahal cerita yang saya buat ada gambar ilustrasi juga dari potongan-potongan gambar yang saya ambil dari majalah-majalah. Mungkin karena isi cerita kurang menarik jadi dia tidak suka. Oleh karena itu saya ingin belajar menulis cerita anak khusus buat Aisha dan jika nanti cerita-cerita karya saya banyak yang suka mengispirasi itu adalah bonus. Jadi ini adalah salah satu alasan saya kenapa saya gabung didalam grup BNCA ini. Mohon bimbinganya ya para Bunda yang sudah pintar
J

Terimakasih.

Benda Kesayangan Keisha


Putri keduaku Keisha mempunyai benda kesayangan, hampir  kemanapun dia berada selalu bersama benda kesayangannya. Dan uniknya benda kesayangan ini  bukan berupa boneka lucu atau mainan menarik tetapi hanya berupa rumbai-rumbai ujung bantal kursi. Sejak bayi kira-kira umur dua bulan, Keisha sudah mempunyai kebiasaan menghisap jempol kirinya sambil memeluk bantal kursi yang saya berikan. Lama-lama dia merasa asyik bermain dengan salah satu rumbai-rumbai dari empat sudut rumbai bantal kursi tersebut. Hal ini saya perhatikan disaat dia merasa haus minta ASI dan saya telat memberikannya maka secara reflek dia menghisap jempolnya sambil tangan kanannya megusap atau membelai-belai rumbai itu.

Sejak itulah kalau melihat sesuatu yang berbulu rumbai seperti rumbai sajadah atau taplak meja selalu menarik perhatiannya. Saat usianya sembilan bulan Keisha sudah mulai belajar berjalan (rambatan). Berjalan dengan berpegangan dinding, mesin jahit, kursi lancar-lancar saja dan langkahnya begitu cepat tetapi begitu sampai meja dengan taplak rumbai, dia langsung berhenti menghisap jempol sambil membelai rumbai meja dan sandaran dimeja. Aku langsung tertawa saat itu, sayang sekali tidak terpikirkan untuk mengabadikan moment itu dalam sebuah foto, padahal ekspresinya lucu sekali.

Pernah suatu hari kami pulang kampung ke Semarang saat itu lupa tidak membawakan benda kesayangannya ( rumbai ujung bantal yang suami sebut “uceng”). Akhirnya selama di perjalanan dalam kereta api saat menjelang tidur Keisha rewel hebat karena tidak bersama ucengnya. Kami berusaha membujuknya dengan mengalihkan perhatian mengajaknya bernyanyi, bercerita dan bermain tetapi tidak berhasil. Dan semalaman dia gelisah rewel minta ucengnya. Berpasang-pasang mata memperhatikan ke arah kami, seolah bicara bahwa mereka terganggu dengan tangisan Keisha. Saya sampai merasa sungkan kepada penumpang lainnya, hanya bisa menunduk-nunduk sambil mengucapkan maaf bersama Keisha dalam gendongan saya. Bahkan di kasih ASIpun tidak mau.

Mungkin karena lelahnya menangis, akhirnya Keisha tertidur. Sungguh tidak tega melihat matanya merah dan bengkak karena menangis terlalu lama. Kuciumi muka mungilnya dengan penuh rasa minta maaf atas kelalaianku sendiri karena lupa membawakan benda kesayangannya.

Alhamdulillah saat terdengar suara azan Subuh, kami sudah berada di stasiun Tawang Semarang. Dan Keisha masih tidur nyenyak dalam gendongan saya. Begitu pagi saat bangun tidur, dia teringat lagi akan ucengnya dan merengek lagi minta diambilkan. Atas ide ibu mertua saya, dia diberi sajadah muka dengan rumbai-rumbai sebagai aksesorisnya dan dia mau. Langsung diam, anteng mengisap jempol sambil membelai-belai rumbai sajadah. Ya Allah sebegitunya kamu Nak mencintai ucengmu, gumanku.

***

Sampai sekarang Keisha sudah berumur 2,5 tahun masih mencintai benda itu seperti dulu. Jika kami begitu mudah menyapih dia dari ASI tetapi tidak dengan menyapih dia dari mengisap jempol bersama ucengnya. Kami begitu kesulitan menghilangkan kebiasaan buruknya menghisap jempol itu. Padahal dia sudah mulai sekolah PAUD dan saat sekolahpun tidak lupa membawa ucengnya di dalam tas, meskipun disekolah tidak dikeluarkan karena malu dengan temannya tetapi jika ketiggalan aku diminta mengambilnya.

Sampai saat ini kami masih berusaha untuk menghilangkan kebiasaannya dari menghisap jempol sambil membelai uceng dengan mengajaknya bermain dengan permainan-permainan yang melibatkan gerakan tangan. Seperti bemain cublak-cublak sueng, bermain tepuk tangan, menyebutkan nama-nama jari kadang mengajaknya bermain game via komputer atau ipad. Jika sedang bermain begitu dia lupa, tetapi jika kami lengah sebentar saja langsung kembali dengan keasyikan menghisap jempol.

Karena kebiasaan buruk yang begitu lama, sekarang dua gigi Keisha agak maju kedepan. Jika terus begini dibiarkan tidak mentup kemungkinan dia akan mempunyai bentuk gigi yang tidak bagus karena maju kedepan dan perlu di behel atau kawat gigi. Selai itu Keisha jadi tidak begitu jelas menyebutkan beberapa kata.

Ternyata selama kurang lebih dua setengah tahun, uceng Keisha mengalami beberapa perubahan bentuk.

1.      Berupa sarung bantal kursi lengkap dengan isinya

2.      Sarung bantal kursi saja tanpa bantalnya karena Keisha merasa berat membawa kemana-mana, akhirnya bantalnya di keluarkan dari sarungnya.

3.      Hanya diambil satu rumbai dari keempat rumbai yang ada di sudut bantal kursi (lebih ringan dan tidak ribet).

4.      Dari satu rumbai tersebut, mulai dipotong sendiri oleh Keisha dan menjadi lebih kecil.

 

Inilah penampakan fotomorfosis uceng Keisha :
 

Nah ibu-ibu disini adakah yang mempunyai pengalaman sama dengan saya, sang buah hati mempunyai benda kesayangan sedemikian rupa. Karena saya juga mempunyai teman yang seperti Keisha, dia sangat suka dengan ujung bantang kesayangannya yang menurutnya lembut. Dia tidak akan bisa tidur tanpa membelai ujung bantal tersebut. Dan itu terbukti saat bermalam di rumahku dan lupa membawa ujung bantalnya, akhirnya aku ikut begadang menemani dia sampai pagi. Huaammm jadi ngantuk.

Senin, 18 Maret 2013

Alamat & keterangan Media yang memiliki rubrik cerpen, puisi dan opini.





1. Republikasekretariat@republika.co.id, aliredov@yahoo.com

Tidak ada pemberitahuan dari redaksi terkait pemuatan cerpen. Sudah lama tidak memuat puisi. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), tetapi—pengalaman beberapa rekan penulis, harus sabar menagih ke redaksi beberapa kali agar segera cair.

2. Kompasopini@kompas.co.id, opini@kompas.com

Ada konfirmasi pemuatan cerpen/puisi dari redaksi via email. Honor cerpen Rp. 1.100.000,- (tanpa potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (tanpa potong pajak–referensi Esha Tegar Putra), seminggu setelah pemuatan, honor sudah ditransfer ke rekening penulis.

3. Koran Tempoktminggu@tempo.co.id

Biasanya Nirwan Dewanto—penjaga gawang rubrik Cerpen Koran Tempo, meng-sms penulis terkait pemuatan cepen/puisi jika penulis mencantumkan nomer hp di email pengiriman. Honor cerpen tergantung panjang pendek cerita, biasanya Rp. 700.000,-  honor puisi Rp. 600.000,- (pernah Rp. 250.000,- s/d Rp. 700.000, referensi Esha Tegar Putra), ditransfer seminggu setelah pemuatan.

4. Jawa Possastra@jawapos.co.id

Jawa Pos menerima karya-karya pembaca berupa cerpen dan puisi atau sajak. Cerpen bertema bebas dengan gaya penceritaan bebas pula. Panjang cerpen adalah sekitar 10 ribu karakter. Honor cerpen Rp. 900.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (referensi Isbedy Stiawan Zs), ditransfer seminggu setelah cerpen/puisi dimuat.

5. Suara Merdekaswarasastra@gmail.com

Kirimkan cerpen, puisi, esai sastra, biodata, dan foto close up Anda. Cerpen maksimal 9.000 karakter termasuk spasi. Honor cerpen Rp. 350.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen. Bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau kantor perwakilan redaksi di kota Anda—jika ada.

6. Suara Pembaruankoransp@suarapembaruan.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

7. Suara Karyaredaksi@suarakarya-online.com, amiherman@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 150.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

8. Jurnal Nasionaltamba@jurnas.com, witalestari@jurnas.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

9. Seputar Indonesiaredaksi@seputar-indonesia.com, donatus@seputar-indonesia.com

Tidak setiap hari Minggu memuat cerpen. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

10. Pikiran Rakyatkhazanah@pikiran-rakyat.com, ahda05@yahoo.com

Cerpen tayang per dua mingguan. Honor cerpen Rp. 350.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

11. Tribun Jabarcerpen@tribunjabar.co.id, hermawan_aksan@yahoo.com

Selain ada cerpen berbahasa Indonesia setiap Minggu, juga ada cerpen bahasa Sunda setiap hari Kamis bersambung Jumat. Honor cerpen Rp. 200.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

12. Kedaulatan Rakyatredaksi@kr.co.id, jayadikastari@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

13. Joglo Semar (Yogyakarta)

harianjoglosemar@gmail.com

Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

14. Minggu Pagi (Yogyakarta)

we_rock_we_rock@yahoo.co.id

Terbit seminggu sekali setiap Jumat. Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi viaemail/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

15. Surabaya Postredaksi@surabayapost.info, surabaya_news@yahoo.com, zahira@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 150.000,- (potong pajak) hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

16. Radar Surabayaradarsurabaya@yahoo.com, diptareza@yahoo.co.id

Honor cerpen Rp. 200.000,- (potong pajak) hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

17. Lampung Postlampostminggu@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 200.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau minta tolong teman yang ada di Lampung untuk mengambilkan ke kantor redaksi.

18. Berita Pagi (Palembang)huberitapagi@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

19. Sumatera Ekspres (Palembang)citrabudaya_sumeks@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

20. Padang Ekspresyusrizal_kw@yahoo.com, cerpen_puisi@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 100.000,- s/d Rp. 125.000,- honor puisi Rp. 75.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, bisa diambil langsung, atau minta tolong teman mengambilkan honor ke kantor redaksi.

21. Haluan (Padang)nasrulazwar@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 150.000,- honor puisi Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

22. Singgalang (Padang)hariansinggalang@yahoo.co.id, a2rizal@yahoo.co.id

Honor cerpen Rp. 50.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

23. Riau Posbudaya_ripos@yahoo.com, habeka33@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

24. Sumut Posredaksi@hariansumutpos.com

Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

25. Jurnal Medannasibts@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

26. Analisa (Medan)rajabatak@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

27. Sinar Harapan redaksi@sinarharapan.co.id, blackpoems@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

28. Jurnal Cerpen Indonesiajurnalcerpen@yahoo.com, jurnalcerita@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

29. Majalah Horisonhorisoncerpen@gmail.com, horisonpuisi@gmail.com

Honor cerpen Rp. 350.000,- honor puisi tergantung berapa jumlah puisi yang dimuat, biasanya dikirimi majalahnya sebagai bukti terbit. Hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi, dan kadang honor dikirim via wesel jika tidak ada nomer rekening.

30. Majalah Esquire cerpen@esquire.co.id

Honor cerpen Rp. 1.000.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

31. Majalah Sabili elkasabili@yahoo.co.id

Honor cerpen Rp. 200.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

32. Majalah Suara Muhammadiyah redaksism@gmail.com

Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

33. Majalah Ummikru_ummi@yahoo.com

Tema cerpen seputar keluarga dan rumah tangga. Honor cerpen Rp. 250.000,-  ditransfer paling telat satu bulan setelah pemuatan.

34. Majalah Kartiniredaksi_kartini@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- Sebulan setelah pemuatan honor ditransfer ke rekening penulis.

35. Majalah Aliamajalah_alia@yahoo.com

Honor cerpen Rp. 300.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

36. Majalah Feminakontak@femina-online.com, kontak@femina.co.id

Honor cerpen Rp. 850.000,- dan cair seminggu setelah dimuat.

37. Majalah Sekarsekar@gramedia-majalah.com, majalahsekar@gmail.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- dibayar sebulan setelah majalah terbit.

38. Majalah Storystory_magazine@yahoo.com

Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Konfirmasi pemuatan cerpen via telepon dari redaksi Story. Antrian pemuatan panjang, bisa 6 bulan sampai setahun. Honor cerpen Rp. 250.000,- maksimal sebulan setelah pemuatan honor sudah ditransfer ke rekening penulis.

39. Majalah Gadisredaksi.gadis@feminagroup.com

Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Honor untuk Percikan (cerpen mini tiga halaman) Rp. 500.000,- Honor untuk Cerpen Rp. 850.000,- ditransfer seminggu setelah majalah terbit.

40. Majalah Annida-onlinemajalah_annida@yahoo.com

Ada konfirmasi pemuatan cerpen via email redaksi Annida-online. Honor cerpen Rp. 50.000,- honor epik (cerita kepahlawanan) Rp. 100.00,- maksimal sebulan setelah pemuatan honor sudah ditransfer.

41. Majalah Bobo bobonet@gramedia-majalah.com

Honor cerpen Rp. 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

42. Kompas khusus Cerpen Anakopini@kompas.co.id, opini@kompas.com

Pada subjek email ditulis CERPEN ANAK: JUDUL CERPEN. Honor cerpen Rp. 300.000,- Resensi buku anak honor Rp. 250.000,- Honor cair tiga hari setelah pemuatan.

43. Tabloid Novanova@gramedia-majalah.com

Honor cerpen Rp. 400.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.


Sumber: http://waroengkoe-rumahkreatif.blogspot.com/2012/06/alamat-media.html

Senin, 11 Maret 2013

Prompt #5 : Dilema


“Ya Tuhan, akhirnya hari yang kutakutkan datang juga”
 
“Ririn cinta monyet sekaligus cinta pertamaku. Sementara Marni adalah perempuan baik pilihan ibu, bolehkah aku memiliki semuanya?”
 
“Seandainya Tuhan mengijinkan, apakah mereka bersedia?”
 
            Begitu banyak pertanyaan bermukim dikepala Roni yang semua tidak terjawab olehnya.
Roni menghempaskan lembaran itu ke lantai. Marni terdiam melihat Roni yang tampak gelisah. 
"Tidak, jangan sekarang. Kasihan Ririn jika dia tahu tentang ini semua." Ucap Roni pada dirinya sendiri.
  
“Kemudian sampai kapan kamu menyembunyikan ini dari Ririn?” 
“Entahlah” 
***
           Sehari kemudian Ririn berkunjung ke rumah Marni sahabatnya. Betapa terkejutnya Ririn saat mendapati mereka sedang mengisi nama para undangan diatas lembaran-lembaran dengan nama mereka bersanding indah di dalamnya. Ririn tidak percaya dengan pengelihatannya, ya atas pengkhianatan bertubi dari orang-orang yang dia cintai.
 
 
          
 
139 kata

Sabtu, 09 Maret 2013

Bros Rajut Cantik



Bros Rajut Bunga
Diameter 5cm
Harga Rp. 3000,00/pc dan Rp. 30.000,00/lusin

Bros Flanel Cantik



Bros Flanel Huruf isi dakron
Diameter 5cm

Harga : Rp. 3000,00/pcs, Rp. 30.000,00/lusin
 
 

Bros Flanel bunga

Diameter 6 cm

Harga : Rp. 3000,00/pcs, Rp. 30.000,00/lusin
 
 


Bros Flanel bunga

Diameter 6 cm

Harga : Rp. 3000,00/pcs, Rp. 30.000,00/lusin




 
 
 


Info Lomba Maret 2013

1. "Kisah Sang Mantan" DL 13 Maret 2013 klik here
2. DEAR HURTS COMPETITION DL 31 MARET 2013 klik here
3. Lomba nulis novel klik sini
4. PENGALAMAN BERHIJAB DL 17 April 2013