Aisha
akan berangkat sekolah.
Sebelum
memakai jilbab, Aisha mengucapkan, "Bismillah"
Sebelum
melangkan keluar, ia berjalan melalui pintu dan mengucapkan,
"Bismillah"
Aisha
melangkah dengan kaki kanan terlebih dahulu seperti Aisha mau pakai celana,
pakai sepatu, pakai sandal.
Aisha
mengucapkan selamat jalan kepada ayahnya.
Ayah
menjawab, "Fii amaanillaah"
Ketika
sedang berjalan, tiba-tiba Aisha bersin.
Aisha
mengucapkan, "Alhamdulillah"
Mama
mendengar dan menjawab, "Yarhamukillah"
Ketika
berjumpa dengan bunda guru, Aisha mengucapkan, "Assalamu'alaikum"
Dan
Bunda guru menjawab "Wa'alaikumsalam".
Bertemu
dengan teman, Aisha disapa "Assalamu'alaikum Aisha..."
Aisha
menjawab "Wa'alaikumsalam"
Sebelum
pelajaran dimulai, Aisha berdo'a bersama dikelas (biasanya sih Aisha tidak mau
mengikuti dan sibuk dengan mainannya hihihi...maklum masih anak-anak...)
Seperti
biasanya hari itu Aisha kecilku senang sekali kalau lagi punya buku baru
"Aisha Loves To Say Bismillah", karena senangnya kemana-mana buku itu
selalu ikut, ke sekolah, warung, jalan-jalan, bahkan sampai meninggalkan
hobinya suka main baju sobek-sobek mama sebelum tidur (ngempeng ujung baju mama)
dan lebih memilih peluk bukunya
Rasanya
lucu sekali kalau dengar Aisha kecilku sedang membaca buku, habis antara ejaan
sama bacaan jauh banget, ngejanya bener tetapi bacanya sesuai gambar hahaha.
Memang belum bisa baca sih tapi diusianya yang hampir tiga tahun ini, Aisha
kecilku sudah bisa baca suku kata ba-bi-bu-be-bo, ca-ci-cu-ce-co dan
seterusnya. Setiap mandi suka nempel potongan-potongan suku kata dan sudah
menjadi kebiasaan. Jadinya ya otomatis sudah familiar gitu, tiap hari minimal
ketemu sama suku kata tersebut dua kali. Padahal kandang sehari mandi sampai
tiga atau empat kali, karena panasnya cuaca Jakarta membuat Aisha kecilku
pengen mandi terus, sudah gitu kalau mandi maunya pakai acara di shotting juga
(narsis abis dech...!!), membuat jam mandinya tambah lama.
Habis
mandi ganti baju terus kuncir rambut sesuai permintaannya, pokoknya banyak
pilihan, ada model pohon pisang, jaring ikan, kepang, kuncir pilin, ekor kuda,
zig zag dan lain-lain. Biasanya dilakukan sambil melihat hasil shottingan saat
mandi. Nah, itu kan tidak terasa jadi belajar lagi (baca suku kata suku kata
yang sudah ditempel-tempel tadi). Aisha begitu menikmatinya jadi tidak terasa
sebenarnya dia sudah belajar berulang-ulang hihihi mamanya curang ya.
Mengingat
sistem pendidikan kita sekarang yang menuntut anak harus sudah bisa baca atau
bahkan calistung sebelum masuk SD sungguh tantangan buat kita sebagai orang
tua. Dimana beberapa SD sudah menerapkan sistem tes baca untuk pendaftaran
siswa baru, meskipun sebenarnya tidak dibenarkan namun masih ada sekolah yang
melakukannya dengan alasan anak-anak masuk SD harus sudah siap menerima materi,
bukan lagi mengenal huruf, "sungguh terlalu".
"Dunia
anak adalah dunia bermain" begitu kata Kak Seto, jadi akan sangat
membebani anak jika kita para orang tua mencekoki anak dengan berbagai
pelajaran atau bahkan memaksanya untuk ikut les calistung demi ketakutan orang
tua jika nanti anaknya tidak bisa masuk SD favorite gara-gara belum bisa
membaca. Kasihan buah hati kita jadi hilang keceriaannya gara-gara harus
belajar ini itu dengan target yang tidak seharusnya.
Jadi
para orang tua boleh memberikan pengentahuan kepada buah hatinya dengan cara
yang menyenangkan, tanpa paksaan dan lebih baik disampaikan sambil bermain,
bercerita, bernyanyai, insya Allah akan lebih efektif. Mudah diterima oleh buah
hati kita dan yang lebih penting jangan pernah mentarget kemampuan anak. Ini
akan menimbulkan kekecewaan bagi kita jika suatu saat anak kita belum mencapai
target yang kita tentukan.
Jika
ingin mengajarkan atau memberikan ilmu kepada buah hati kita, maka
sampaikannlah dengan bermain. Contoh :
1.
Mengenalkan warna
Kita
bisa mengenalkan warna-warna kepada buah hati kita dengan main masak-masakan. Air
yang di kasih warna warni sambil bermain pasar-pasaran, kita kenalkan dulu warna
warna kepada buah hati kita, kemudian untuk mengetesnya apakah dia sudah paham
apa belum dengan kita berpura-pura menjadi pembeli, misal beli es rasa melon maka
buah hati kita harus menjuali air warna hijau, jika belum benar ajarkan lagi
dengan metode yang lain, biar tidak bosan.
2.
Mengenalkan huruf
Jika
dirumah kita ada karpet lantai huruf-huruf maka jangan sia-siakan fasilitas
yang ada. Para bunda bisa sambil bermain mengajarkan huruf-huruf kepada buah
hati kita misal, jika kita akan memakaikan celana pada buah hati kita, maka
sampaikan "Kakak kalau mau memakai celana berdirinya di karpet huruf C ya"
sambil menuntunnya untuk berdiri di karpet huruf C. Bisa kita hitung dalam
sehari buah hati kita pipis berapa kali dan akan berkali-kali lepas pakai
celana, jadi setiap lepas atau pakai celananya berdiri dihuruf C insyaAllah akan
lebih teringat terus dan tidak terasa kan kita sudah mengenalkannya huruf C.
3.
Mengenalkan bentuk
Untuk
mengenalkan bentuk, bisa dikenalkan dimana saja kok, misal waktu buah hati kita
makan es krim dengan contongnya yang bentuk kerucut, sampaikan saja "Eh
kakak es krimnya ini bentuk kerucut, seperti apa ya?" kita berpura-pura
tidak tahu atau lupa dan jika memang buah hati kita sudah tahu nanti akan
menyebutkan benda-benda yang bentuknya mirip es krim seperti topi ulang tahun,
topi pak tani, obor dan lain-lain.
Semua
bisa diajarkan dengan bermain, sambil bermain tidak terasa sebenarnya kita
telah memberikan ilmu kepada buah hati kita dan tanpa disadari oleh buah hati
kita, sebenarnya dia juga sudah belajar banyak. Jadi yang namanya belajar
itukan tidak harus duduk manis dimeja belajar pegang pensil, buku, nulis dan
membaca.
Dulu
saya pernah kesulitan bagaimana caranya menumbuhkan minat Aisha kecilku untuk
gemar mendengarkan dongeng, saya sudah berusaha mendongeng yang menurut saya
sudah maksimal namun hasilnya belum tertarik juga. Sampai suatu saat ada teman
saya yang sedang mendongeng buat buah hatinya tapi pas kebetualan ada Aisha
kecilku disana, tidak nyangka ternyata Aisha kecilku ikut pasang telinga dan
melongo, tertawa, tegang mengikuti alur cerita dari teman saya tersebut yang memang pintar menirukan suara-suara
binatang.
Dari
sana akhirnya saya bisa belajar dan mencoba mendongeng seperti teman saya,
alhamdulillah Aisha kecilku sekarang suka dibacakan cerita, sampai-sampai kami
kewalahan hehehe.
Oke
buat para bunda selamat berjuang ya, selalu berikan yang terbaik buat buah hati
kita...
***
Itu
adalah tulisan saya sekitar tiga tahun yang lalu dan sekarang Aisha sudah
tumbuh menjadi anak TK B yang cerdas, penuh prestasi di sekolahnya. Aisha mulai
suka membaca dan masih seperti dulu jika membaca buku harus dengan tokoh utama
Aisha. Agak kerepotan bagi saya mencarikan buku-buku cerita dengan tokoh Aisha.
Pernah saya temukan sebuah buku cerita dengan nama tokoh Alya, saya bujuk kalau
buku yang saya pegang bagus karena ada mbak Alya di dalamnya (teman bermainnya)
dan tetap tidak mau. Harus Aisha, hehe narsis ya..
Pernah saya buatkan cerita sendiri dengan tokoh Aisha tetapi dia juga kurang
tertarik, padahal cerita yang saya buat ada gambar ilustrasi juga dari
potongan-potongan gambar yang saya ambil dari majalah-majalah. Mungkin karena
isi cerita kurang menarik jadi dia tidak suka. Oleh karena itu saya ingin
belajar menulis cerita anak khusus buat Aisha dan jika nanti cerita-cerita
karya saya banyak yang suka mengispirasi itu adalah bonus. Jadi ini adalah
salah satu alasan saya kenapa saya gabung didalam grup BNCA ini. Mohon
bimbinganya ya para Bunda yang sudah pintar J
Terimakasih.