Rabu, 16 Oktober 2013

Putus Nyambung ke 13


Tanggal 13 Februari 2012 sebelum datangnya hari valentine sekaligus hari ulang tahunku, aku mendapat kejutan luar biasa dari kekasihku. Danang.  Via sms dia bercerita besok tidak bisa merayakan hari ulang tahunku bersamanya karena ada pertandingan sepak bola di luar kota yang harus dia hadiri bersama timnya. Sebagai kekasih seorang pemain sepak bola, aku bisa memahami hal ini.

Malam itu dia meminta menutup mataku dengan kain yang sudah dia siapkan. Suasana hening sesaat, aku  masih duduk disampingnya lengkap dengan sabuk pengaman sesekali kurasakan gengaman tangan dan bisikan lembut kata cintanya di telinga kananku, mungkin dia melakukannya saat di traficlight.

 “Aku akan kamu bawa kemana Dan?” tanyaku saat pintu mobil mulai dibuka olehnya

“Nanti kamu juga akan tahu Valen” jawabnya sambil menuntun langkahku.

Sungguh aku tidak bisa menebak sedang berada dimana aku ini, tempat ini begitu asing bagiku. Kurasakan udara dan angin malam yang begitu dingin menusuk tulang, karena aku hanya mengenakan kaos tanpa lengan dengan motif angka 13 di belakangnya. Aku jadi suka angka 13 sejak menjadi kekasihnya, karena dia seorang pemuja angka 13 yang menurut banyak orang adalah angka sial. Tetapi tidak bagi dia yang selalu lucky dengan gol-gol cantik yang bisa dia cetak jika sedang memakai kaos dengan nomor dada 13 saat bertanding. Dan dia besok bertanding lagi, aku yakin gol-gol cantik tetap bisa dia cetak meskipun aku tidak menyaksikannya karena angka 13 ada di dadamu sayang.

“Stop Valen...kita sudah sampai” bisiknya sambil menghentikan langkahku. Perlahan kurasakan kain penutup mataku mulai terbuka. “Valen..sekarang buka matamu”. Kubuka mataku perlahan, aku masih tidak percaya dengan penglihatanku karena hanya gelap yang kudapati. Kukercap-kercapkan, kemudian ada setitik cahaya kecil. Ya, kulihat sebuah lilin kecil diatas meja bernomor 13.

“Dan tempat apa ini, tidakkah berlebihan?”

“ Kita sedang  berada di belakang hotel mercure Ancol Valen, lihatlah itu adalah pantai Ancol. Selalu ada yang lebih buat kamu Sayang”.

“Sungguh ini berlebihan buatku Dan” bisikku dalam hati, masih sambil melihat semua hidangan istimewa yang sudah tersaji diatas meja. Ada kepiting bakar, cumi bakar dan masih banyak lagi menu seafood kesukaanku lainnya. Bahkan aku menghitungnya dalam hati. Ya Tuhan, jumlah menu inipun ada 13 lengkap dengan buah dan desertnya.

“Hai..Valentina kok ngalumun, ayo duduk sini” katanya sambil menarik sebuah kursi untukku.

“Eh iya terimakasih”.

 Tawa kecil kami sesekali terdengar diantara obrolan ringan sambil menikmati hidangan, sampai  Dan mengengam tanganku dan heningpun tercipta.

“Valen, ada sesuatu yang ingin ku sampaikan kepadamu”

“Ada apa Dan? Katakanlah!”

Sungguh apa yang kudengar dari bibirnya sulit untuk dipercaya. Serasa diajaknya terbang di langit lapisan teratas dan kemudian di hempaskannya lagi ke bumi lapisan terbawah. Setelah semua kejutan indah yang begitu istimewa membuatku terlena dan bahagia. Sekarang dia bilang akan mengakhiri hubungan kami, dengan alasan lelah atas semua amarahku . Karena  selalu minta putus jika sedang berantem dan kemudian nyambung lagi.

Katanya dia merasa bosan selalu menjadi pihak yang harus membujuk dan memberi pengertian bahwa dia begitu mencintai aku dan tidak mau aku memutuskannya. Akhirnya kami balikan, begitu seterusnya selama 3 tahun hubungan kami. Jika di hitung sudah 12 kali kami putus nyambung, kemudian apakah ini akan menjadi putus nyambung yang ke 13. Ah tidak, kurasa semua memang akan benar-benar berakhir. Selama ini dia belum pernah berbohong kepadaku.

“Ciyus, miapah?” tanyaku berusaha menyembunyikan rasa kecewa dan bercanda. Tetapi kembali dia mengulang alasan yang sudah dia ceritakan tadi. Akhirnya jebol juga air ini, yang dari tadi berusaha kubendung.  Aku menangis sejadi-jadinya, tidak peduli berpasang mata menatapku. Udara dan angin pantai yang tadinya dingin begitu panas kurasa.

Aku berusaha berlari darinya karena tidak ada taxi yang bisa ku tumpangi, dia pun tidak kalah cepat mengejarku. Dia berhasil menangkapku ditepi jalan itu, aku masih menangis dengan muka tertutup kedua tanganku. Kurasakan pelukannya sambil berbisik “Selamat ulang tahun Valentina, aku sayang kamu bidadariku”.

Sungguh drama yang indah, menjelang hari ulang tahunku yang ke 20. Inilah kado yang tidak akan pernah ku lupakan darimu Dan. Ya, ini adalah putus nyambung kita yang ke 13. Ternyata begini sakitnya mendengar kata putus dari orang yang kita sayangi, tetapi aku begitu mudahnya mengucapkan kepadamu. Aku tidak mau lagi mengucapkannya, aku berharap tidak ada putus nyambung berikutnya. Semoga putus nyambung ke 13 ini menjadi terakhir dalam kisah kita.
***
Masih banyak lho kisah menarik lainnya dalam buku antologi "Misteri Angka 13"

1 komentar:

  1. putus nyambung putus nyambung kayak lagu aja.hehe
    semoga saja sekarang gak putus lagii yaa..

    BalasHapus