Minggu, 23 Desember 2012

Terima kasihku kepada Bapak dan Ibu

Alhamdulillah telah terbit antologiku ke-5
Dengan spesifikasi buku sebagai berikut :

Judul : Permata Kasih
Penulis : Yuphe Himura dkk
Tebal : xii + 148 hlm
ISBN : 978-979-96590-3-3
Harga : Rp. 35.000,-

 Bersyukur aku dilahirkan dari rahim perempuan terhebat yang ku punya. Ia begitu anggun, cantik, dan bijak. Menurutku Ia adalah perempuan yang paling sempurna di antara perempuan-perempuan yang ada

 Aku rindu akan wajahmu yang syahdu,
senyum, tawa bahkan diammu pun kumerindu
tak bisa kupungkiri, aku rindu semua tentangmu . . .

Dalam hening mendekap hangat

Hangat akan kasih sayangmu
Walau raga tak bertemu tapi cinta kan menyatu
Dalam rindu yang selalu menggebu

Ketika wangi dunia mulai kucium
Di kala tangisan pertamaku menyapa realita
Dan disaat celoteh manjaku menyeru kepada para malaikat
Saat itulah lengan perkasa seorang wanita selalu melindungiku

Wajah tersenyum
Lelah tapi tak henti
Terima kasih



Suatu senja nan indah, Bapak duduk di sebuah kursi rotan beranda rumah sambil menghisap rokok elektriknya dan sesekali menikmati setiap sesapan kopi buatan Ibu. Sedangkan Ibu sendiri sedang asyik dengan kesibukan rutinitasnya membungkusi bawang goreng untuk di jual ke pasar esok hari. Senang sekali menyaksikan pemandangan itu, kedua orangtuaku begitu bahagia menikmati masa tuanya yang tentu saja tidak mudah untuk meraihnya.

Kedua orang tuaku terkenal orang yang ulet, mereka asli dari Solo dan merantau ke Semarang setelah menikah kira-kira tahun 1980, bermodal kemauan yang keras dan usaha yang ulet dari tidak punya apa-apa sampai sekarang sudah mempunyai kios, rumah dan 4 orang anak yang ketiga putrinya sudah mempunyai tanah. Si ragil laki-laki yang masih sekolahpun prestasinya begitu bagus sehingga mendapatkan beasiswa sekolah gratis di bangku SMA  karena keahliannya di bidang sepak bola. 

Semua itu karena begitu kerasnya kedua orang tuaku bekerja membanting tulang dan mendidik kami berusaha untuk memberikan yang terbaik. Satu pesan Bapak kepada ketiga anak perempuannya yang begitu mengiang di telingaku adalah “Dadi cah wedok ki ojo gur iso manak, sing cerdas serba iso koyok ibumu” begitu pesannya dalam bahasa jawa yang artinya “jadi anak perempuan itu jangan hanya bisa melahirkan saja, tapi juga harus cerdas seperti ibumu yang pintar dan serba bisa”. Saat itu aku yang sudah tidak bekerja lagi dan hanya mengurus anak saja merasa sedang dijewer telingaku sama Bapak, beda dengan kedua adik perempuanku yang bekerja dan satunya lagi mengembangkan usaha bawang goreng ibu. Dan berhasil merekrut tenaga kerja ibu-ibu rumah tangga terdekat. 

Ibuku bisa dibilang supermom karena ibuku memang ibu yang serba bisa. Bisa memperbaiki listrik yang sedang rusak, kipas angin, setrika bahkan naik ke atap untuk menganti genting yang pecahpun tidak segan beliau lakukan disaat tidak ada Bapak. Usianya yang sudah 50 tahun lebih masih berani naik motor dan kota-kota untuk menemani adikku tanding karena Bapakku sedang tidak bisa mengantarnya.

Ditengah jalanan kota yang begitu padat dan kadang macet berbaur dengan deru debu maupun air hujan yang menyiram tubuhnya. Sungguh semua itu tidak menciutkan tekadnya untuk menghantarkan cita-cita si ragil menjadi seorang pemain sepak bola profesional. Aku begitu iri dengan semua kelebihan yang ada, ibuku seperti tidak pernah capek. Aku ingin mengikuti jejaknya.
Dari pesan Bapak tersebut, aku mulai berpikir untuk mencari pekerjaan seperti dulu, tapi oleh suami aku tidak diijinkan bekerja mengingat anak-anak masih kecil dan tidak ingin di asuh oleh baby sister. Suamiku ingin anak-anak diasuh oleh tanganku sendiri dan akulah sebagai guru pertamanya. Dari situ aku berpikir lagi bagaimana caranya aku bisa bekerja tapi tetap bisa mengasuh anak-anak dan full time di rumah dengan prioritas sebagai ibu rumah tangga.

Satu ungkapan “dimana ada kemauan pasti ada jalan” ternyata benar. Ide untuk menjalankan sebuah toko online menggalir begitu saja. Setelah saya bicarakan kepada suami, ternyata dia juga setuju karena semua pekerjaan bisa dikerjakan dirumah sambil mengasuh anak. Barang dari supplier diantar kerumah sedangkan barang pesanan konsumen bisa saya kirim via paket mengunakan jasa pengiriman dengan ongkos kirim ditanggung pembeli. Dan sudah ada petugas yang mengambil bungkusan-bungkusan paket tersebut karena saya berlangganan. Saya biasa online untuk memasarkan produk yang saya jual setelah semua pekerjaan rumah beres.

Ternyata benar kata Bapak dan Ibu, akan ada kepuasan sendiri bila seorang istri bisa berkarya tidak hanya mengandalkan gaji suami. Dengan mengelola toko online aku tetap masih bisa menyelesaikan semua tugasku sebagai ibu rumah tangga. Bahkan sekarang aku bisa sambil menulis karena anak-anak sudah mulai besar. Aku menulis artikel atau cerpen untuk diikutkan audisi, kukirim ke media cetak ataupun sekedar konsumsi sendiri. Tidak jarang juga aku mengantongi uang hadiah atau honor dari tulisanku. Sebenarnya tujuan utamanya tidak sekedar materi namun lebih ke aktualisasi diri begitu pesan Bapak dan Ibu. Dan sekarang sebagai ucapan terima kasihku, setiap bulan aku menyisihkan sedikit dari laba penjualan untuk membantu uang jajan si ragil. Senang rasanya bisa memberi uang orang tua dan tidak minta dari suami. Terima kasih Bapak dan Ibu, semua wejanganmu menjadi cambuk hidupku hingga kuraih keberhasilan ini.






2 komentar:

  1. mantra ampuh ya mba, "dimana ada kemauan pasti ada jalan"

    BalasHapus
  2. hehe...iya mbak, sungguh luar biasa :)

    BalasHapus