Dengan spesifikasi buku sebagai berikut :
Judul : Permata Kasih
Penulis : Yuphe Himura dkk
Tebal : xii + 148 hlm
ISBN : 978-979-96590-3-3
Harga : Rp. 35.000,-
Bersyukur aku dilahirkan dari rahim perempuan terhebat yang ku punya. Ia begitu anggun, cantik, dan bijak. Menurutku Ia adalah perempuan yang paling sempurna di antara perempuan-perempuan yang ada
Aku rindu akan wajahmu yang syahdu,
senyum, tawa bahkan diammu pun kumerindu
tak bisa kupungkiri, aku rindu semua tentangmu . . .
Dalam hening mendekap hangat
Hangat akan kasih sayangmu
Walau raga tak bertemu tapi cinta kan menyatu
Dalam rindu yang selalu menggebu
Ketika wangi dunia mulai kucium
Di kala tangisan pertamaku menyapa realita
Dan disaat celoteh manjaku menyeru kepada para malaikat
Saat itulah lengan perkasa seorang wanita selalu melindungiku
Wajah tersenyum
Lelah tapi tak henti
Terima kasih
Suatu
senja nan indah, Bapak duduk di sebuah kursi rotan beranda rumah sambil
menghisap rokok elektriknya dan sesekali menikmati setiap sesapan kopi buatan
Ibu. Sedangkan Ibu sendiri sedang asyik dengan kesibukan rutinitasnya
membungkusi bawang goreng untuk di jual ke pasar esok hari. Senang sekali
menyaksikan pemandangan itu, kedua orangtuaku begitu bahagia menikmati masa
tuanya yang tentu saja tidak mudah untuk meraihnya.
Kedua
orang tuaku terkenal orang yang ulet, mereka asli dari Solo dan merantau ke
Semarang setelah menikah kira-kira tahun 1980, bermodal kemauan yang keras dan
usaha yang ulet dari tidak punya apa-apa sampai sekarang sudah mempunyai kios,
rumah dan 4 orang anak yang ketiga putrinya sudah mempunyai tanah. Si ragil
laki-laki yang masih sekolahpun prestasinya begitu bagus sehingga mendapatkan
beasiswa sekolah gratis di bangku SMA
karena keahliannya di bidang sepak bola.
Semua
itu karena begitu kerasnya kedua orang tuaku bekerja membanting tulang dan
mendidik kami berusaha untuk memberikan yang terbaik. Satu pesan Bapak kepada
ketiga anak perempuannya yang begitu mengiang di telingaku adalah “Dadi cah
wedok ki ojo gur iso manak, sing cerdas serba iso koyok ibumu” begitu pesannya
dalam bahasa jawa yang artinya “jadi anak perempuan itu jangan hanya bisa
melahirkan saja, tapi juga harus cerdas seperti ibumu yang pintar dan serba
bisa”. Saat itu aku yang sudah tidak bekerja lagi dan hanya mengurus anak saja
merasa sedang dijewer telingaku sama Bapak, beda dengan kedua adik perempuanku
yang bekerja dan satunya lagi mengembangkan usaha bawang goreng ibu. Dan
berhasil merekrut tenaga kerja ibu-ibu rumah tangga terdekat.
Ibuku
bisa dibilang supermom karena ibuku memang ibu yang serba bisa. Bisa
memperbaiki listrik yang sedang rusak, kipas angin, setrika bahkan naik ke atap
untuk menganti genting yang pecahpun tidak segan beliau lakukan disaat tidak
ada Bapak. Usianya yang sudah 50 tahun lebih masih berani naik motor dan
kota-kota untuk menemani adikku tanding karena Bapakku sedang tidak bisa
mengantarnya.
Ditengah
jalanan kota yang begitu padat dan kadang macet berbaur dengan deru debu maupun
air hujan yang menyiram tubuhnya. Sungguh semua itu tidak menciutkan tekadnya
untuk menghantarkan cita-cita si ragil menjadi seorang pemain sepak bola
profesional. Aku begitu iri dengan semua kelebihan yang ada, ibuku seperti
tidak pernah capek. Aku ingin mengikuti jejaknya.
Dari
pesan Bapak tersebut, aku mulai berpikir untuk mencari pekerjaan seperti dulu,
tapi oleh suami aku tidak diijinkan bekerja mengingat anak-anak masih kecil dan
tidak ingin di asuh oleh baby sister. Suamiku ingin anak-anak diasuh oleh
tanganku sendiri dan akulah sebagai guru pertamanya. Dari situ aku berpikir
lagi bagaimana caranya aku bisa bekerja tapi tetap bisa mengasuh anak-anak dan
full time di rumah dengan prioritas sebagai ibu rumah tangga.
Satu
ungkapan “dimana ada kemauan pasti ada jalan” ternyata benar. Ide untuk
menjalankan sebuah toko online menggalir begitu saja. Setelah saya bicarakan
kepada suami, ternyata dia juga setuju karena semua pekerjaan bisa dikerjakan
dirumah sambil mengasuh anak. Barang dari supplier diantar kerumah sedangkan
barang pesanan konsumen bisa saya kirim via paket mengunakan jasa pengiriman
dengan ongkos kirim ditanggung pembeli. Dan sudah ada petugas yang mengambil
bungkusan-bungkusan paket tersebut karena saya berlangganan. Saya biasa online
untuk memasarkan produk yang saya jual setelah semua pekerjaan rumah beres.
Ternyata
benar kata Bapak dan Ibu, akan ada kepuasan sendiri bila seorang istri bisa
berkarya tidak hanya mengandalkan gaji suami. Dengan mengelola toko online aku
tetap masih bisa menyelesaikan semua tugasku sebagai ibu rumah tangga. Bahkan
sekarang aku bisa sambil menulis karena anak-anak sudah mulai besar. Aku
menulis artikel atau cerpen untuk diikutkan audisi, kukirim ke media cetak
ataupun sekedar konsumsi sendiri. Tidak jarang juga aku mengantongi uang hadiah
atau honor dari tulisanku. Sebenarnya tujuan utamanya tidak sekedar materi
namun lebih ke aktualisasi diri begitu pesan Bapak dan Ibu. Dan sekarang
sebagai ucapan terima kasihku, setiap bulan aku menyisihkan sedikit dari laba
penjualan untuk membantu uang jajan si ragil. Senang rasanya bisa memberi uang
orang tua dan tidak minta dari suami. Terima kasih Bapak dan Ibu, semua wejanganmu
menjadi cambuk hidupku hingga kuraih keberhasilan ini.
mantra ampuh ya mba, "dimana ada kemauan pasti ada jalan"
BalasHapushehe...iya mbak, sungguh luar biasa :)
BalasHapus