Sejak
4 tahun tinggal di Jakarta, tidak setiap hari raya idul fitri bisa kami rayakan
bersama keluarga besar di Semarang. Selama 4 tahun terakhir ini sudah 2 kali
berlebaran di Jakarta dan 2 kali mudik saat lebaran. Seperti pada umumnya jika
lebaran tiba pastilah disambut dengan penuh suka cita. Termasuk masakan dan
hidangan yang special. Begitu juga dengan kami, berbelanja banyak aneka kue
lebaran dan sirup sebagai minumannya.
Tetapi
karena kami pendatang jadi tidak banyak tamu yang bersilaturahmi ke rumah,
apalagi sanak saudara tinggal di Semarang semua. Jadilah aneka kue yang banyak
itu lebih banyak di konsumsi sendiri. Lebaran sudah meninggalkan jejaknya pun,
aneka kue lebaran kami masih banyak. Akhirnya atas ide suami, setiap pagi sambil
perjalanan menuju ke kantor membagikan kue-kue tersebut kepada pengemis yang
sering berhenti di area trafik light.
Karena
seringnya berbuat hal tersebut, para pengemis sampai hafal jika suamiku
berhenti di trafik light itu mereka sudah pada mendekat berharap di bagi kue
sisa lebaran. Padahal kue lebaran sudah habis. Suamiku jadi iba dan sesekali
memberikan uang kepada mereka. Jika ada waktu luang, saya biasa gunakan untuk
memilih baju, sandal atau sekedar mainan yang masih layak pakai dan saya
titipkan lagi kepada suami untuk dibagikan kepada pengemis tersebut.
Indahnya
berbagi, meskipun bukan hal yang besar. Tetapi ikut bahagia jika melihat senyum
mereka mengembang bahagia sambil mengucapkan syukur. Alhamdulillah terima kasih
ya Allah atas semua kelebihan rejeki yang Engkau limpahkan kepada kami.
Tetap rangkulah kami kejalanMu untuk tidak serakah. Dan tetap bisa berbagi
dalam kondisi apapun.Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar